Kab. Bogor

Literasi Ulang Tahun, Apa Artinya?

Oleh: Syarifudin Yunus,

(Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka Bogor)

BOGOR-KITA.com, TAMANSARI – Ulang tahun untuk siapa pun. Adalah hal biasa dan lazim. Ada yang merayakannya, ada pula yang berdoa hingga bermuhasabah diri. Ulang tahun sebagai momen refleksi diri. Sekaligus momen untuk bersyukur atas nikmat dan karunia yang dianugerahi Allah SWT. Untuk bersabar dalam segala keadaan. Dan yang terpenting, ulang tahun jadi momen untuk mau memperbaiki diri. Lebih baik dan lebih baik lagi dalam urusan kepada Allah SWT dan sesamanya.

Sungguh, di hari ulang tahun. Justru masa hidup kita jadi semakin berkurang. Dari sekian banyak perjalanan yang dilalui, apakah kita semakin baik? Apakah semakin bermanfaat untuk orang lain? Atau justru tidak ada yang berubah dari diri kita. Kecuali waktu yang bergulir begitu saja.

Maka ada pesan penting. Saat ulang tahun siapa pun. Bahwa pertambahan usia, sejatinya harus disertai perubahan sikap dan perilaku ke arah yang lebih baik. Lebih banyak bersyukur, lebih banyak bersabar. Dan lebih banyak mau membagi kemanfaatan dan kebahagiaan kepada orang. Lebih banyak memberi daripada meminta, Lalu menyedikitkan berkeluh-kesah.

Baca juga  Catatan 2 Tahun Ade Yasin-Iwan Setiawan: Pancakarsa Bagus, Dinas Belum Maksimal

Seperti di taman bacaan. Adalah tempat untuk menabur manfaat kepada orang lain. Untuk menegakkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak. Berbagi kebahagiaan melalui buku-buku bacaan yang selama ini sulit diakses anak-anak. Bahkan berbagi nasihat dan motivasi untuk anak-anak. Bahwa sekolah dan belajar itu penting bisa hidup lebih baik di masa depan.

Maka di hari ulang tahun, siapa pun. Tidak ada hal yang istimewa. Selain jadi momen untuk muhasabah diri. Menghitung apa yang telah diperbuat, lebih banyak baik atau buruk? Lalu bersedia memperbaiki diri. Agar lebih bertakwa kepada Allah SWT, lebih ikhlas dalam menebar kebaikan kepada sesama umat. Karena siapa pun, hakikatnya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.

Baca juga  OPINI: Spirit Pegiat Literasi, Cukup Masuk Akal atau Harus Akal Sehat?

Di hari ulang tahun. Setiap usia pasti terus bertambah. Tapi tebaran kebaikan tidak boleh punah. Untuk menggapai surga Jannah, hingga diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah. Seperti hari ini, 15 Maret 2021. Di hari ulang tahun ke-51, Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor sekaligus Dosen Universitas Indraprasta PGRI terajut ucapan alhamdulillah dengan penuh syukur, sekaligus terpanjat doa untuk bisa lebih baik di usia tersisa. Bersama 150-an lebih anak-anak pembaca aktif, 10 ibu-ibu Gerakan BERantas BUta aksaRA (GEBEBURA), 11 anak yatim binaan, dan 21 anak KElas PRAsekolah (KEPRA), hari ulang tahun diperingati sebagai momen untuk muhasabah diri. Menjadikan hidup lebih baik dan lebih bermanfaat.

Baca juga  Jalankan 9 Program, TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Menuju Kampung Literasi

Maka di hari ulang tahun. Tetaplah untuk apa adanya. Dan jangan pernah merindukan masa lalu. Karena masa lalu hanya ada di belakang kita. Tapi bersiaplah untuk masa depan. Karena masa depan akan jadi “jalan” ke mana kita mau menuju?

Apapun yang sudah berlalu, ingatlah kita sudah tidak tinggal di sana lagi. Apapun yang akan datang, ingatlah kita harus siap menjalani setiap yang terjadi. Maka selain syukur dan sabar. Ulang tahun adalah momen untuk tetap ikhtiar dan doa yang terbaik. Selebihnya biarkan Allah SWT bekerja untuk hambanya.

Sungguh, kita berpijak di bumi bukan sekadar menginjakkan kaki. Namun kita hendak mengecup bumi selayak memeluk langit. Semoga Allah SWT memberkahi dan meridhoi kita di sisa usia, amiin. Alhamdulillah ya Allah. Salam literasi.[]

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top