Hukum dan Politik

Kata Kunci Pidato Jokowi di Sentul “Berani” Bukan “Berantem”

BOGOR-KITA.com – Sabtu (4/8/2018) suasana di sekitar Sentul Bogor berbeda dari sebelumnya. Di sepanjang jalan dari Belanova sampai Perumahan Sentul tampak jejeran bus terparkir rapi di sisi kiri dan kanan jalan. Tanya punya tanya ternyata, pada hari itu gabungan relawan Jokowi punya gawedi Sentul yang dihadiri Jokowi.

Berkembang kontroversi karena muncul berita di mana dalam pidatonya, Jokowi disebutkan mendorong relawan berantem. Berita itu viral di media sosial. betulkah Jokowi mendorong relawan berantem? Ternyata tidak.

Melalui siaran pers bertajuk “Pidato Jokowi Sejuk dan Membesarkan Hati. Stop Kontroversi yang Keliru” yang diterima BOGOR-KITA.com, Relawan Pendukung Jokowi Lintas Kelompok, mengatakan kata kunci pidato Jokowi bukan “berantem” tetapi “berani.”

Berikut siaran pers relawan pendukung Jokowi lintas kelompok yang dimuat secara lengkap.
Setelah Rapat Umum relawan pendukung Jokowi minggu lalu (Sabtu, 4 Agustus 2018), beberapa pihak memberi respon dan memicu kontroversi yang keliru dan tidak proporsional.

Demokrasi yang dinamis memang membutuhkan kritik dan kompetisi. Namun semua itu harus dilandasi oleh aturan main yang sehat dan fair.

Baca juga  Luhut Pangaribuan Cari Dukungan ke Bogor

Karena itu, kami, relawan pendukung Jokowi lintas-kelompok, dengan ini menghimbau agar kontroversi semacam itu segera dihentikan.

Kita harus membangun narasi demokrasi Indonesia yang produktif dan bermanfaat bagi semua.
Selengkapnya, pernyataan kami adalah sebagai berikut:

1. Pidato Jokowi dalam acara relawan termaksud adalah sebuah orasi yang menyejukkan, menganjurkan persatuan, persaudaraan, dan kerja sama seluruh komponen bangsa. Pesan utama yang dikandung dalam orasi ini adalah sebuah pesan yang membangkitkan semangat para relawan untuk bekerja lebih giat lagi.

2. Salah satu kata kunci yang ada dalam orasi ini adalah kata “berani.” Dalam konteks kalimatnya, kata ini bukan untuk mendorong kaum relawan untuk “berantem,” dalam pengertian fisik atau konflik. Ia lebih mendekati makna sebagaimana yang terkandung dalam ungkapan universal ini: berani karena benar, atau berani membela kebenaran. Contoh terbaik mungkin dapat ditemukan dalam ungkapan Bugis-Makassar: “ewako.” Secara harfiah, kata ini berarti “lawan,” namun ia bukanlah sebuah kata yang menganjurkan konflik atau kekerasan, tetapi lebih untuk membesarkan hati dan mendorong semangat dalam menyambut sebuah peristiwa penting. Dalam pengertian seperti inilah orasi Jokowi harus dipahami.

Baca juga  Hari Ini Hari Ibu, Sudahkah Anda Menelpon Ibu?

3. Suasana yang diciptakan oleh orasi ini di kalangan pendengarnya (gabungan relawan pendukung Jokowi) adalah suasana festival yang gembira, bersemangat, penuh tekad untuk memenangkan beliau dalam Pilpres 2019. Tidak ada suasana kemarahan, kebencian, apalagi permusuhan terhadap siapa pun. Jokowi dan seluruh kaum relawan mengerti bahwa dalam demokrasi, pihak “sana” bukanlah musuh (enemy), melainkan lawan tanding (opponent). Kita berbeda posisi, namun kita semua bersaudara, kita mencintai Tanah Air yang sama. Karena itulah, persaingan yang tajam kita sambut bukan dengan kemarahan, tetapi dengan kegembiraan dan antusiasme. We are happy and passionate. We are not angry.

4. Dengan penjelasan seperti ini, kami berharap bahwa kontroversi pasca-Sentul (tempat penyelengaraan Rapat Akbar tersebut), segera dihentikan. Masih banyak hal lain yang memang perlu kita perdebatkan dengan tajam dan bermanfaat bagi rakyat banyak, seperti pola pembangunan ekonomi, tahapan industrialisasi, kebijakan pengentasan kemiskinan, dan sebagainya. Dalam isu-isu penting seperti inilah sebenarnya energi intelektual kita harus diarahkan. Demikianlah pernyataan bersama ini. Semoga kita semua senantiasa dilindungi oleh Allah SWT. Maju terus negeriku. Maju terus Indonesia tercinta.

Baca juga  Kunjungan Kerja di Sorong, Presiden Jokowi Akan Tanam Jagung hingga Tinjau Vaksinasi

Jakarta, 7 Agustus 2018.

Salam hormat kami: Rizal Mallarangeng (Relawan Gojo)
Muhammad Yamin (Seknas Jokowi)
Budi Arie Setiadi (Projo)
Viktor S. Sirait (Bara JP)
Martin Siregar (KAPT)
Anny Simanjuntak (AKGI)
Pitono Adhi (RPJB)
David A. Fitri (Foreder)
Andy GN Wea (Buruh Sahabat Jokowi)
Mudhofir (Rejo)
Amarsjah (KAPT)
Bayutami (Sekber Jokowi)
Silver Matutina (Solmet)
Sukmadji Indro Cahyono (Getar)
Yohanes Joko (Duta jokowi)
Kris Budiharjo (RKIH)
Kelik Wirawan (GK-JO)
Hendrik Sirait (Almisbat)
Wignyo (RPJB)
Ferdi Semaoen (Pos Raya)
Yudith (Bravo 5)
Pitono (RPJB)
Herlan Masrio (Sumsel untuk Jokowi)
Dedy Mawardi (Seknas Jokowi). [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top