Kota Bogor

Kunjungi Posyandu di Kebon Pedes Jokowi Sampaikan 3 Pesan Untuk Kota Bogor

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama ibu negara melakukan kunjungan kegiatan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting pelaksanaan posyandu, ke Posyandu Kusuma Wijaya, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Selasa (11/6/2024).

Dalam kegiatan itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Pj Wali Kota Bogor Hery Antasari.

Presiden Jokowi langsung melihat lima langkah pelaksanaan kegiatan di Posyandu dan dua langkah tambahan yang merupakan alur pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting pelaksanaan posyandu.

Langkah pertama adalah pencatatan pendaftaran yang dilaksanakan oleh kader posyandu dan tim pendamping keluarga kepada ibu hamil, balita, dan calon pengantin, langkah kedua penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan / tinggi badan oleh kader menggunakan antropometri terstandar dan terkalibrasi pada (lingkar lengan atas) LiLa ibu hamil dan LiLa catin.

Langkah ke tiga kader bersama tenaga kesehatan puskesmas ploting hasil, menjelaskan kesimpulan, dan memberikan rujukan jika dibutuhkan, memasukan semua hasil pendataan ke aplikasi (sistem siap nikah dan siap hamil) Elsimil, langkah empat tenaga kesehatan melakukan verifikasi kesimpulan hasil pendataan , memberi rujukan jika diperlukan/membutuhkan dan langkah lima kader dan tpk memberikan edukasi.

“Kita melakukan peninjauan di Bogor maupun di Jakarta dalam rangka bulan penimbangan balita, yang dilaksanakan serentak di seluruh tanah air di 338 ribu posyandu yang ada,” ucap Jokowi.

Baca juga  Selamat Jalan Bang Petrus Barus, Jurnalis Sejati

Ia menjelaskan, bahwa permasalahan stunting ini merupakan masalah yang harus diselesaikan. Di tahun 2014 persentase stunting Indonesia sebesar 37 persen dari jumlah balita, dan turun menjadi 21 persen dalam kurun waktu sembilan tahun.

“Memang ini kemarin (tahun 2023) turunya hanya 0,1 (persen) tapi apapun itu, kerja keras dan usaha yang telah dilakukan oleh daerah dan posyandu harus kita hargai,” katanya.

Ia menyampaikan bahwa stunting tidak hanya urusan makanan, penambahan gizi, tapi juga menyangkut sanitasi, lingkungan perkampungan, lingkungan di tingkat RT, kualitas air, juga memiliki pengaruh terhadap stunting.

“Ini memang menjadi kerja bareng-bareng, kerja bersama-sama terintegrasi, kerja terkonsolidasi sehingga (membuahkan) hasil,” ujarya.

Dikatakan Jokowi, Indonesia memiliki target yang ambisius dalam penurunan stunting. Target ambisius itu adalah menurunkan stunting dari 37 persen ke angka 14 persen, yang hasil kerja keras dari semua ini bisa dilihat di akhir tahun mendatang.

“Karena juga kan situasi mempengaruhi, seperti Covid-19 di 2,5 tahun, mempengaruhi konsentrasi kita dalam penanganan stunting,” ungkapnya.

Sementara, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menyampaikan di Posyandu Wijaya Kusuma, Kota Bogor ada 105 balita yang mengikuti pengukuran dan intervensi serentak, serta ibu hamil dan calon pengantin.

Baca juga  Angka Stunting di Karawang Mencapai 13 Persen

Ia menyebut saat ini angka stunting nasional sebesar 21,6 persen sedangkan di Jawa Barat 21,7 persen.

“Kegiatan ini dalam rangka mengentaskan stunting. Dan pengukuran lebih akurat dan diikuti semua anak, sehingga tingkat partisipasi anak itu lebih tinggi dibandingkan pengukuran yang dihasilkan dari angka yang digunakan sebelumnya,” terang Bey Machmudin.

Dalam upaya penurunan stunting, Bey Machmudin mengapresiasi Kota Bogor yang saat ini berada lebih rendah dari Jawa Barat dan Nasional dengan persentase 18,2 persen turun dari 18,7 persen.

Pj Walikota Bogor Hery Antasari menyampaikan, bahwa saat ini, Kota Bogor masuk ke dalam 10 besar daerah dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, yang mengalami penurunan persentase stunting dengan angka 18,2 persen dari sebelumnya sebesar 18,8 persen berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia tahun 2023.

Meski begitu, untuk data pada bulan penimbangan bayi di tahun 2023 angka stunting Kota Bogor hanya 2,59 persen dari jumlah seluruh anak yang ditimbang.

“Artinya memang ada standar dua pengukuran yang terus kita kawal sama-sama. Ya ini sudah di sensus, kemudian ini survei,” kata Hery Antasari.

Ia menerangkan, dalam upaya menurunkan angka stunting dan pencegahan stunting baru, selain melakukan lima langkah Pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting, Kota Bogor juga memiliki dua langkah tambahan yang menjadi inovasi Kota Bogor yakni, intervensi yang dilakukan oleh perangkat daerah dengan pencegahan sensitif secara bergantian seperti misalkan Dinas Sosial melakukan intervensi melalui kepesertaan BPJS, PUPR melalui program sanitasi, Permukiman lingkungan dan sebagainya.

Baca juga  FEM IPB University Launching Dual Master Degree Program dengan WSU Australia

Sementara itu untuk langkah ke 7 yakni DP3A dan Disdukcapil melakukan pemenuhan administrasi kependudukan guna pendataan dan sebagainya.

“Kita punya program inovasi yang sudah berjalan untuk pengentasan dan pencegahan seperti intervensi melalui pendekatan continuum of care bertajuk Taleus Bogor, program penyuluhan Ibu Anak Tangguh Kota Bogor (Batagor), pemberian bantuan telur dari ASN (Pemkot Penting-Lur. Itu kan inovasi Kota Bogor dalam rangka mencegah dan menurunkan angka stunting di Kota Bogor,” paparnya.

Selain itu, berbagai program dan kegiatan lainya adalah minilokakarya, audit kasus stunting, konvergensi stunting, dan pemberian makanan tambahan, Bapak Asuh Atasi Stunting (Basuh Anting) yang melibatkan masyarakat secara luas baik pihak swasta maupun warga, dan program lainya.

Ia menyebut, Presiden Jokowi memberikan tiga pesan kepada Kota Bogor. Selain itu ia juga melaporkan berbagai program inovasi yang dilakukan Kota Bogor sehingga otomatis angka stunting mengalami penurunan.

“Tadi tiga kata yang diucapkan, ‘bagus pak, bagus, bagus’, Jadi kita juga lapor soal inovasi dan proses. Karena kan standarnya itu ada lima langkah, tapi Kota Bogor punya 7 langkah, dua langkah tambahan itu inovasi Kota Bogor, Jadi diapresiasi oleh beliau, bagus katanya,” tutupnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top