Kesehatan

Ini Daftar 16 Ponsel Radiasi Tinggi

BOGOR-KITA.com – Ponsel kini menjadi begitu akrab dengan manusia. Ponsel menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari dan selalu berada dekat dengna pemiliknya.
Sudahkah ponsel aman? Ternyata tidak semuanya. Masih ada ponsel yang berisiko karena memiliki radiasi. Berdasarkan data dari Kantor Federal Jerman di bidang Perlindungan Radiasi (Bundesamt für Strahlenschutz) yang menjaga basis data yang komprehensif dari smartphone dan tingkat radiasi yang dipancarkan, Forbes.com menurunkan daftar 16 ponsel yang memiliki radiasi tinggi.
Meskipun tidak ada pedoman universal untuk tingkat emisi yang dianggap berbahaya, Jerman mengeluarkan sertifikat ramah lingkungan atau dikenal sebagai Blue Angel pada ponsel dengan tingkat radiasi kurang dari 0,6 watt per kilogram.
Dalam laporannya disebutkan bahwa saat ini smartphone dengan tingkat radiasi tertinggi adalah Mi A1 yang diproduksi perusahaan China, Xiaomi. Secara umum, mayoritas pelanggar batas emisi terburuk adalah ponsel yang diproduksi China.
Daftar yang dirilis berdasarkan penelitian dari seluruh model ponsel yang sudah ada di pasaran sebelum Desember 2017. Beberapa merek ponsel terkenal masuk dalam daftar, seperti Samsung, Apple iPhone, Xiaomi, Nokia, Motoroal, LG, Sony, BlackBerry.

Baca juga  3 Zero dan 90 90 90, Upaya Tekan Kasus HIV AIDS

Sangat penting bagi pengguna smartphone untuk mulai memperhatikan besaran radiasi yang diterima setiap harinya. Anda bisa mulai mengurangi pemakaian smartphone, jika biasanya selalu menggunakan ponsel seharian, cobalah melakukan aktifitas lain sebagai gantinya.
Perlu Anda ketahui juga, memakai ponsel terlalu juga bisa meningkatkan risiko diabetes pada anak-anak. Para peneliti dari London University melakukan survey pada lebih dari 4.000 anak-anak usia 9-10 tahun.
Hasilnya, ditemukan bahwa anak laki-laki dan perempuan yang lebih dari tiga jam menatap layar ponsel dalam sehari memiliki ukuran lemak tubuh yang lebih tinggi dan tanda-tanda resistensi insulin.
Resistensi insulin terjadi saat tubuh berhenti merespons terhadap insulin, dimana insulin merupakan hormon yang menggerakkan gula dari aliran darah dan menuju sel.
Kondisi ini dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi. Itulah sebabnya mengapa resistensi insulin adalah risiko terkena diabetes tipe 2. Obesitas dan ketidakaktifan, serta riwayat keluarga, juga dianggap sebagai faktor risiko utama. [] Admin

Baca juga  Kemenkes dan Pemkot Bogor Gelar Aksi Deteksi Dini Kanker
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top