Kab. Bogor Barat

Hanya 2 Persen Mahasiswa Jadi Aktivis, HMI Terbanyak

BOGOR-KITA.com – Hanya dua persen mahasiswa yang menjadi aktivis. Aktivis terbanyak adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Hal ini dikemukakan Ketua Umum PB HMI, Respiratori Saddam Al-Jihad terkait penyelenggaraan Sekolah Pimpinan HMI Tahun 2018 di New Panjang Jiwo Resort, Cikeas, Sukaraja, Kabupaten Bogor, 1-5 Oktober 2018.

“Dari 10% masyarakat Indonesia yang mengenyam bangku perkuliahan, hanya 2% yang menjadi aktivis dan terbanyak adalah HMI. Oleh karenanya HMI secara esensial berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pembangunan manusia, salah satunya dengan cara mendelegasikan calon pemimpin masa depan Indonesia”, ujar Saddam.

Terkait tema “Satu Abad Indonesia – HMI Mempersiapkan Youth National Leader di Era Bonus Demografi 2020-2030”, Saddam menjelaskan, bahwa bonus demografi merupakan tantangan bagi generasi milenial saat ini, sehingga dibutuhkan spirit kepemimpinan agar bonus demografi ini dapat digunakan untuk membangun bangsa dan negara.

Baca juga  Indonesia Colour Run di Jungle Fest BNR, Dimeriahkan Pelari dari Luar Bogor

Dengan adanya Sekolah Pimpinan HMI ini kata Saddam, diharapkan dapat membangun modal sosial (social capital) dengan memperkuat nilai-nilai persaudaraan di antara Ketua Umum HMI cabang dan badko, meneguhkan visi dan mengkonsolidasikan gagasan bersama serta menerjemahkan visi youth government dalam memberikan solusi terhadap kehidupan politik kenegaraan.

Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI, Helmy Yunan Ihnaton menambahkan, pelatihan kepemimpinan ini diperuntukkan bagi para Ketua Umum Cabang HMI, Ketua Umum Kohati HMI dan Badan Koordinasi (Badko) se-Indonesia dengan tujuan agar ke depan memiliki kompetensi dalam mengelola organisasi sesuai dengan mandat dan tujuan HMI.

“Agar kader memiliki keterampilan dan profesionalisme dalam bidang manajerial, kepemimpinan dan keorganisasian,” kata Helmy.

Baca juga  HMI dan HIMASI Gelar Aksi Peringati Hari anti Korupsi

Dikatakan, setiap peserta yang telah menyelesaikan Sekolah Pimpinan HMI diharapkan mampu mengimplementasi visi dan arah gerakan PB HMI secara sempurna di setiap cabang dan badko.

Selain itu, kader juga diharapkan mampu memetakan, menganalisis, dan mengurai permasalahan di masyarakat, untuk kemudian merumuskan rekomendasi kebijakan sebagai solusi yang tepat.

“Seringkali kita gagal mengurai dan memetakan masalah, sehingga solusi yang dibuat tidak relevan dengan masalah. Maka dari itu, kemampuan membaca dan menganalisis permasalahan sangatlah dibutuhkan,” ujarnya.

Terkait tema “Satu Abad Indonesia – HMI Mempersiapkan Youth National Leader di Era Bonus Demografi 2020-2030”, Ketua Umum PB HMI, Respiratori Saddam Al-Jihad menjelaskan, bahwa bonus demografi merupakan tantangan yang generasi milenial saat ini, sehingga dibutuhkan spirit kepemimpinan agar bonus demografi ini dapat digunakan untuk membangun bangsa dan negara. [] Humpro/Admin

Baca juga  Bima Masih Terkesan Kemeriahan Kirab Obor Asian Games
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top