Kab. Bogor

Gerakan Literasi vs Prasangka Buruk

TBM Lentera Pustaka, Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

Oleh: Syarifudin Yunus,

(Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka Bogor)

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Hari gini, bisa jadi makin banyak orang berprasangka buruk. Mungkin karena kebiasaan. Atau karena memang jauh dari agama. Lalu menganggap, prasangka buruk sebagai hal yang biasa saja. Maka literasi adalah musuh prasangka buruk.

Menuduh teman sekelas menyontek hanya karena nilainya lebih bagus. Menyebut curang pihak lain karena kita kalah dalam sebuah kompetisi. Bahkan menyangka orang buruk padahal tidak mendengar secara langsung. Itu semua contoh prasangka buruk yang ada di sekitar manusia.

Prasangka buruk itu anggapan kurang baik tentang sesuatu yang belum disaksikan atau diselidiki sendiri. Dalam agama Islam, prasangka buruk merupakan perbuatan yang sangat dikecam. Karena tidak sedikit pun mendatangkan kebaikan. Maka ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah memperbanyak prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa.” (Al-Hujurat – 12).

Baca juga  Akibat Bencana, Kabupaten Bogor Rugi Rp1,5 T

Imam Sufyan Ats-Tsauri menyebut prasangka itu ada dua jenis. 1) Prasangka yang mendatangkan dosa, yaitu sangkaan yang ditampakkan melalui ucapan atau celotehan di medsos dan 2) Prasangka yang tidak mendatangkan dosa, yaitu berprasangka dalam hati, namun bisa jadi pembuka jalan terjadinya prasangka yang dosa. Begitulah kira-kira.

Bila disadari, prasangka buruk itu sumber fitnah. Gunjingan demi gunjingan dihamburkan. Dan hebatnya, orang yang berprasangka buruk itu merasa dia benar. Sementara orang lain salah. Maka mereka yang berprasangka buruk sangat sulit untuk maju. Sulit untuk menatap ke depan. Hanya bisa berprasangka dan berjalan di tempat. Tanpa ada yang dilakukannnya.

Maka prasangka buruk pun jadi “musuh” dari gerakan literasi. Literasi bukan hanya soal baca atau tulis. Tapi literasi juga harus berani “melawan” prasangka buruk siapapun. Melawan mereka yang berprasangka tanpa dasar yang jelas, tanpa fakta yang dilihat sendiri. Termasuk melawan orang-orang yang ‘hobi’ mencari-cari kesalahan orang lain. Karena mereka tidak punya bahan obrolan lagi saat ngerumpi.

Baca juga  Ini yang Harus Kalian Hindari saat Bukber!

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk. Karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”.

Sungguh, prasangka buruk bisa membuat kita jadi lebih suka mencari kesalahan-kesalahan orang lain. Hati menjadi kotor, tidak lagi fitrah. Bahkan, mereka seolah-olah mengharapkan keburukan terjadi pada orang lain.

Lalu siapa mereka yang gemar berprasangka buruk? Cirinya sederhana; 1) mereka gemar membuat permusuhan, 2) ucapannya tidak ada dasar dan fakta, hanya emosi, 3) sehari-harinya seperti musuh dalam selimut, dan 4) doyan ngumpul namun perasaannya cemas dan gelisah. Jadi, hati-hatilah dengan prasangka buruk. Karena apa yang dipikir dan diucapkan itu hanya dusta.

Baca juga  Lawan Persela Lamongan, Ujian Pertama Pelatih Liestiadi Bersama Laskar Padjajaran

Literasi itu akan meraih “kemenangan”. Saat Gerakan literasi di mana pun, mampu menjadikan manusia tidak lagi berkawan dengan prasangka buruk. Salam literasi. []

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top