Kota Bogor

Dedie dan Jenal Janji Bantu Status Lahan Madrasah Fathul Khoeriyah

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Calon Wali Kota Bogor, Dedie Rachim kompak dengan wakilnya Jenal Mutaqin melakukan kegiatan kampanye dan sapa warga di wilayah Kelurahan Lawanggintung dan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, pada Minggu 30 September 2024.

Kedatangan Dedie yang didampingi para tim pemenangan, disambut antusias warga mulai dari RW 06 sampai terakhir RW 04. Di sepanjang jalan yang dilewati mantan pegawai KPK itu, warga antre untuk bersalaman.

Dedie pun sesekali berbincang-bincang dan bertanya kepada warga hingga menyambangi sejumlah warga yang sedang sakit. Terlihat tidak ada sekat diantara mereka, antara calon pemimpin Kota Bogor bersama masyarakatnya.

Sesampainya di titik terakhir RW 04 lokasi pembangunan madrasah Fathul Khoeriyah, Dedie duduk berdampingan dengan Jenal Mutaqin, bersama penanggung jawab madrasah, Ustad Yusuf Iskandar yang juga Ketua RW 04 serta tokoh masyarakat lainnya.

Dalam sambutannya, Ustad Yusuf mengatakan bahwa madrasah Fathul Khoeriyah ini sudah ada sejak tahun 1960 silam, namun sampai hari ini belum memiliki sertifikat tanah lantaran terkendala dengan pemerintah kota yang ingin tanah tersebut dikembalikan kepada pemerintah.

Baca juga  Ekspedisi Ciliwung, Bima: Bogor - Depok 34, Depok- Jakarta Ratusan Titik Pembuangan Sampah

“Kami berharap siapapun pemimpin Kota Bogor ke depan, kami memiliki harapan mewakili seluruh warga RW 04 dan umumnya kaum muslimin di seluruh Kelurahan Batutulis, kita ingin madrasah ini dikembalikan kepada masyarakat,” ucapnya.

“Apalagi madrasah ini sudah ada dari tahun 60, sudah jadi madrasah cuma sertifikat kita belum ada sampai sekarang, dari dulu kita mengusahakan untuk membuat sertifikat tetapi terkendala dari pemerintah kota pemerintah yang menginginkan ini dikembalikan ke pemerintah, kita tidak ingin seperti itu apalagi aspirasi warga inginnya ini tetap milik warga dan milik umat muslim secara umum,” tambahnya.

Ustad Yusuf dan warga berharap, dengan kehadiran Dedie Rachim dan Jenal Mutaqin dapat mendengar dan memperjuangkan aspirasi warga RW 04 terkait dengan madrasah tersebut. “Kami semua disini mendoakan, semoga Pa Dedie dan Kang Jenal, bisa terpilih di Pilkada nanti, dan menjadi pemimpin Kota Bogor,” ucapnya.

Sementara itu, Dedie Rachim mengungkapkan bahwa dirinya baru mendapatkan informasi bahwa ada sebuah lahan yang selama ini dipakai sebagai madrasah dan diminta oleh teman-teman yang mengelola itu untuk bisa diperjelas hak alasnya.

Baca juga  Pj Bupati Bogor Apresiasi Kadin Laksanakan Pasar Murah

“Saya pikir hal itu sangat normal yaa, ada keinginan dari masyarakat tentang bagaimana status lahan yang mereka pergunakan supaya masuk di aspek legalitas. Tentunya saya dengan Kang Jenal nanti akan meneliti lebih dalam kemudian meminta nanti dinas barangkali atau BPN terkait dengan status lahan itu,” jelasnya.

Kalau memang ternyata bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan, sambung Dedie, tidak jadi masalah karena selama ini sudah banyak lahan-lahan atau aset-aset pemerintah yang dipakai untuk pendidikan.

“Jadi bukan sesuatu yang sulit yaa, tetapi memang terkait masalah hak alas ini harus secara teliti, kita koordinasikan dengan pihak-pihak yang terkait. Intinya hal ini menjadi perhatian kita juga, nanti ada proses-proses yang harus dilalui,” tegasnya.

Ditempat yang sama, Jenal Mutaqin menambahkan bahwa sarana pendidikan madrasah atau diniyah takmiliyah yang berada di tengah masyarakat itu sangat bermanfaat sekali.

Baca juga  BKKBN Galakkan KB Melalui Media Tradisional

“Tentu PR-nya adalah hari ini kita tinggal mengkroscek status lahan ini di kelurahan baik itu melalui letter c hingga riwayat tanah di BPN, kalau memang ini adalah aset negara, bisa saja kita pakai sebab ada lembaga-lembaga yang memang bergerak di bidang pendidikan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Jenal menyebut bahwa aspirasi yang sama ini tidak hanya terjadi di wilayah Batutulis dan beberapa hari ke belakang saat dirinya terjun ke masyarakat pun menemukan keluhan yang sama.

“Mereka mengharapkan di setiap perkampungan itu ada sarana-sarana gedung masyarakat yang bisa dimanfaatkan multifungsi bahkan ketika memang kader posyandu tidak memiliki gedung, kemudian juga kantor RW tidak memiliki gedung dan hingga pemanfaatan yang terintegrasi misalkan contoh bisa dipakai untuk hajatan warga maupun madrasah bagi anak-anak,” ujarnya.

“Tetapi kembali kepada regulasi political will, database yang harus kita rapihkan ke depannya. Insyaallah kalau kami (Dedie-Jenal) terpilih, kita akan coba maksimalkan hal-hal seperti itu,” tutupnya.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top