Kab. Bogor

Bagaimana Meningkatkan Produktivitas Padi Hadapi Era Pasca Pandemi COVID-19

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Saat ini produksi padi Indonesia mengalami penurunan produktivitas, membuat bangsa ini bertumpu pada impor. Untuk mewujudkan ketahanan pangan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat pasca Pandemi COVID-19, perlu adanya langkah strategis, efektif dan efisien untuk memenuhi pangan nasional.

Hal tersebut dikemukakan Ketua Umum Peragi (Perhimpunan Agronomi Indonesia) Prof Andi Muhamad Syakir dalam pembukaan acara webinar Peragi Seri 3, (12/6/2020). Menurutnya, laju pertumbuhan penduduk, 1,3 persen per tahun, tidak diiringi dengan peningkatan produksi padi.

“Kita melihat padi di sawah di Pulau Jawa tahun ini mengalami penurunan. Pada ekosistem lain yang diandalkan seperti lahan kering, lahan rawa mengalami suboptimal. Perlu terapi khusus untuk meningkatkan produktivitas. Berbagai langkah telah ditempuh, untuk menghantarkan bangsa Indonesia menuju kemandirian pangan. Beras memang menjadi tumpuan, tetapi perlu peningkatan dengan lahan ekosistem seperti irigasi, sawah tadah hujan, lahan rawa dan lahan kering yang perlu dioptimalkan,” ujarnya dalam keterangan kepada BOGOR-KITA.com, Kamis (18/6/2020).

Baca juga  2 Warga Kecamatan Kemang Positif Corona

Menurutnya, Peragi sebagai organisasi profesi akan menyumbangkan pemikiran dan memberikan kesadaran untuk bersama mencari solusi agar produksi pangan mengalami peningkatan.

Dalam kesempatan diskusi ini, Dr Suwardi, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Masyarakat Gambut Indonesia (HGI) sekaligus Dekan Fakultas Pertanian hadir sebagai narasumber dan membahas topik mengenai potensi pengembangan lahan untuk padi di Indonesia.

Pasca pandemi COVID-19, kekhawatiran pemerintah akan ketidakcukupan pangan dapat dipahami. Negara-negara di dunia yang selama ini mengekspor beras nampaknya akan menahan pangannya, oleh karena itu perlu mencari strategi meningkatkan produksi beras dari lahan kering dan lahan basah khususnya rawa.

“Perlu adanya restorasi lahan marginal guna menambah produksi padi. Indonesia memiliki tiga tipe lahan marginal yakni lahan rawa dan gambut (swamp and peat lands), tanah sulfat masam (acid sulfat soils) dan tanah masam (acidic soils),” jelasnya.

Baca juga  Corona Juga Mengancam Nyawa Media Massa

Aplikasi pengembangan lahan padi dari lahan rawa dikembangkan di rawa lebak dengan membangun polder mikro dan makro yang akan memperoleh 200 ribu hektar, reklamasi lahan padi dari lahan gambut ada 100 ribu hektar, lahan padi dari reklamasi tanah sulfat masam 200 ribu hektar, padi gogo di lahan masam 1-2 juta hektar dengan reklamasi lahan terlantar dan tumpangsari dan pengembangan padi baru di Pati 2-3 juta hektar.

Sementara itu, Dedy Mulyadi anggota Komisi IV DPR RI juga menyampaikan mengenai restorasi pembentukan lahan baru. Pencetakan sawah baru secara esensial bertujuan hanya satu yakni untuk meningkatkan kapasitas ketersediaan bahan pangan di Indonesia khususnya padi. Sehingga pendekatan kearifan lokal yang perlu dihidupkan kembali. Salah satu contoh adalah menyimpan padi di lumbung.

Baca juga  Diduga Begal, Polsek Kemang Amankan 3 Pemuda

“Secara umum terjadi pergeseran piranti kebutuhan dasar, seperti terjadinya komersialisasi dalam tata kelola tanah atau seperti daerah penghasil beras, justru tingkat kebutuhannya lebih tinggi karena polanya diubah. Beras ditukar dengan uang yang dalam satu minggu uang sudah hilang dan kembali membeli beras produksi sendiri dengan harga mahal,“ ungkap Dedy.

Webinar yang sangat menarik ini menghadirkan beberapa narasumber dan pembahas seperti Husnain MP, M.Sc, Ph.D (Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian, Kementerian Pertanian RI), Dr Endang S Thohari (Anggota Komisi IV DPR RI), Dr Sarwo Edhy (Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementeria Pertanian RI), Winarno Tohir, MM (Ketua Kontak Tani Nelayan Indonesia/KTNA) dan moderator Dr Sugiyanta (Sekretaris Jenderal PERAGI/Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB University). [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top