Kab. Bogor

Antisipasi Krisis Pangan: Manfaatkan Lahan Pekarangan Rumah

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Manfaatkan semua potensi yang ada termasuk lahan pekarangan rumah untuk tanaman pangan.

Hal ini dikemukakan Prof. Hermanto Siregar menanggapi hasil penelitian yang dilakukan tim peneliti ekonomi dan pangan IPB University yang dipaparkan dalam acara webinar The 13th IPB Strategic Talk yang diselenggarakan oleh Direktorat Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis (DPIS), IPB University pada Jum’at (5/6/2020).

Tim peneliti diketuai Dr. Widyastutik dengan anggota R.Dikky Indrawan, Ph.D, Dr. Heti Mulyati, dan Syarifah Amaliah,M.App.Ec.

Dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Sabtu (6/6/2020) disebutkan, penelitian dilakukan terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi dirasakan cukup masif sebagai akibat dari pembatasan pergerakan masyarakat baik internasional maupun lokal.

Baca juga  Ade Yasin Launching 240 Titik Wifi Gratis Zona Pancakarsa

Hasil penelitian menunjukkan, kemungkinan penurunan ekonomi yang cukup berat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, termasuk penurunan dalam hal stok pangan.

Mengenai ketersediaan stok pangan Prof. Bustanul Arifin mengatakan stok beras kita pada Bulan Juni 2020 sudah mulai menipis yakni 1,5 juta ton. Diperkirakan hingga Bulan Agustus stok beras akan tergerus di masyarakat, selanjutnya titik kritis akan terjadi pada bulan November-Januari 2021.

Dalam upaya menjaga ketersediaan stok pangan hingga Februari 2021, Prof. Hermanto Siregar menyarankan agar memanfaatkan semua potensi yang ada di antaranya memanfaatkan lahan pekarangan rumah, lahan pasang surut dan lahan tidak produktif. Selanjutnya memberikan stimulus yang lebih jelas dan efektif yakni memberikan benih dan pupuk bagi petani.

Baca juga  Dinsosnakertrans Gandeng Sejumlah SKPD Tuntaskan PMKS

Sementara terkait skenario yang dapat dilakukan untuk menyerap tenaga kerja adalah menumbuhkan sektor pertanian di desa dengan menggunakan inovasi dan teknologi padat karya, melakukan pengolahan dan prosesing untuk menambah nilai tambah di setiap komoditas.  Terdapat banyak sektor yang dapat dijadikan tumpuan untuk menghidupkan sektor lainnya.

Dalam hal perbaikan logistik pangan di kondisi COVID-19, Dr. Heti mengatakan logistik ada dua yaitu logistik kaitannya dengan business as usual dan logistik yang kaitannya dengan kemanusiaan yaitu khusus menangani masyarakat yang rentan.

Logistik secara bisnis ada hal-hal yang perlu kita siapkan dari sisi transportasi, distribusi, dan inventori serta cold chain.

Sementara Menteri Bappenas Suharso Monoarfa, mengatakan bahwa besarnya dampak ekonomi membutuhkan langkah antisipasi yang besar dan cepat. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam menangani dampak covid yaitu kebijakan stimulus diberikan untuk mengurangi dampak ekonomi terutama pada kelompok rentan dan dunia usaha supaya tidak sampai pada kebangkrutan dan agar kehilangan kesejahteraan yang dirasakan masyarakat tidak melebihi batas toleransi.

Baca juga  Rektor IPB Terpilih Jadi Ketua Forum Rektor 2020-2021  

Ada empat tahap respon kebijakan menghadapi COVID-19 yaitu penguatan fasilitas kesehatan, melindungi kelompok  masyarakat rentan dan dunia usaha, mengurangi tekanan sektor keuangan dan program pemulihan ekonomi pasca Covid.

Arah kebijakan pasca pandemi covid-19 di antaranya revitalisasi sistem pangan, pemenuhan kebutuhan pasar dan pemulihan lapangan kerja di sektor pertanian dan perikanan. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top