Wisata

Wayang Golek Ramaikan Cap Go Meh 2015

Ilustrasi

BOGOR-KITA.com –  Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparek) Kota Bogor, Shahlan Rasyidi berharap kegiatan Cap Go Meh (CGM) tahun 2015 mampu meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara serta menambah tingkat hunian hotel ke Kota Bogor.

Pasalnya, imbauan pelarangan rapat di hotel berdampak terhadap okupansi dan jumlah kunjungan sehingga menurunkan pendapatan pengusaha hotel. ”Ya, memang industri hotel agak lesu karena peraturan pemerintah, hingga ada hotel yang merumahkan karyawannya akibat income yang tak sesuai,” kata Shahlan, Selasa (3/0/2015).

Dalam acara Bogor Street Festival atau Cap Go Meh nanti, mantan Camat Bogor Selatan itu mengatakan akan memanfaatkan acara itu dengan menampilkan seni wayang golek semalam suntuk.

Baca juga  2.313 Crosser dari 8 Propinsi Adu Ahli di Pancawati Bogor Sohor

”Sehingga, bukan hanya atraksi saja tapi juga dipadukan dengan kesenian tradisional dan budaya,” tambahnya. Rencananya, pementasan wayang golek ini akan digelar dua kali, yakni pada tanggal 4 Maret 2015, di mana pertunjukan seni Sunda bisa dilihat di area Vihara Dhanagun. Sementara, pada tanggal 6 Maret 2015, masyarakat bisa menontonnya di area parkir Apotek Berbakti di Jalan Suryakencana. Shahlan menambahkan, pergelaran wayang golek dalam even akbar ini, menunjukkan bahwa Kota Bogor masih kental dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang terdahulu.

Masyarakat Bogor tidak lupa dengan apa yang telah diberikan para pendahulu, yang salah satunya adalah seni pewayangan. ”Wayang golek ini dalangnya dari Disbudpar, kami mempunyai 12 dalang yang memang merupakan binaan. Untuk pementasan di pesta Cap Go Meh dalangnya nanti dalang Ceceng,” ujar Shahlan.

Baca juga  Ratusan Ikan Cupang Dari Berbagai Daerah dan Luar Negeri Ikuti Kontes di Boxies Mal  

Shahlan yang juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kota Bogor mengatakan, selain menyuguhkan seni Sunda wayang golek, pihak panitia juga akan mengenakan baju pangsi atau baju kampret, yang setiap hari Rabu wajib digunakan oleh pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Bogor sebagai upaya pelestarian Budaya Sunda.

”Sekarang kita akan kolaborasikan budaya multikultural, sekaligus memperkenalkan kebudayaan Sunda kepada masyarakat luas untuk itu panitianya mengenakan baju kampret,” tutupnya. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top