BOGOR-KITA.com, BOGOR – Wakil Walikota Bogor 2013-2018 Usmar Hariman kembali angkat bicara soal rencana Pemerintah Kota Bogor menjadikan kawasan Danau Bogor Raya menjadi kawasan Transit Oriented Develeompent (TOD) Light Rail Transit (LRT) sekaligus memindahkan pusat perkantoran Pemeritahan Kota Bogor ke ke kawasan itu.
Sebelumnya Usmar mengemukakan, saat masih menjabat wakil walikota, TOD LRT ditetapkan di Terminal Baranangsiang.
Secara keseluruhan ada lima alternatif ketika itu. Pertama, Terminal Baranangsiang, kedua, Stasiun Kereta Api (Kota Bogor), ketiga di bakal Stasiun Kereta Api Sukaresmi.
“Yang keempat dan kelima saya lupa,” kata Usmar kepada BOGOR-KITA.com, Sabtu (16/11/2019) pagi.
Menurut Usmar, banyak hal menarik yang direncanakan Pemkot Bogor ketika itu, antara lain rencana membangun gedung parkir di kawasan sistem satu arah (SSA) di sekitar Kebun Raya Bogor.
TOD LRT di Danau Bogor Raya
Wacana Danau Bogor Raya jadi kawasan TOD disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Erna Hernawati usai mengikuti rapat Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD) Kota Bogor di Paseban Surawisesa, Balai Kota Bogor, Jalan Ir. H. Juanda, Selasa (12/11/2019).
Menurut Erna, rapat tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan yang dilakukan pada 4 November 2019 yang dihadiri Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim dengan pengembang PT. Sejahtera Eka Graha (SEG) dan pihak lainnya.
LRT Jabodetabek sediri, saat ini sudah sampai Cibubur dengan rute Cibubur-Cawang, Cawang-Bekasi, dan Cawang-Dukuh Atas ditargetkan tuntas 2021 (taha I).
Sementara LRT tahap II, membentang 25 kilometer di pinggir Jalan Tol Jagorawi dari Cibubur – Sentul – Bogor. Jika pengerjaan sudah dimulai, LRT Tahap II selesai dalam tiga tahun
“Saat ini LRT Cibubur – Bogor dalam proses desain, tinggal instruksi pemerintah kapan dimulai. Kami siap menjalankan,” kata Direktur Utama PT Adhi Karya Persero Tbk (ADHI) Budi Harto di Jakarta, Senin (11/11/2019).
Jika Pemkot Bogor ingin memindahkan TOD LRT dari Baranangsiang ke Danau Bogor Raya, maka memang harus segera memastikan lokasi TOD sebelum ada perintah LRT Tahap II dimulai.
Terkait TOD LRT di kawasan Danau Bogor Raya, Usmar Hariman mngemukakan, alasan LRT itu bukan untuk mengurangi macet Kota Bogor, tapi mengurangi beban kendaraan di ibukota selain kepastian waktu tempuh.
Layakah Danau Bogor Raya jadi kawasan TOD LRT?
Usmar mengatakan, dalam hal ini eksisting kawasan Danau Bogor Raya patut memang menjadi perhatian tersendiri, karena infrastrukturnya jauh untuk disebut mumpuni menjadi kawasan TOD. Kalau dipaksakan, perlu pembangunan infrastruktur angkutan, angkot, bis dan kendaraan pribadi. Perlu dibangun lahan parkir dan atau gedung parkir. Termasuk pelebaran jalan dengan pembebasan lahannya.
“Ini kendala terbesar,” kata Usmar.
Apakah 3 tahun persoalan pembebasan akan selesai? Harus diingat, di kawasan penduduk di Danau Bogor Raya padat.
Kalau di Baranangsiang, infrastrukturnya sudah menunjang , tinggal meningkatkan kapasitas dan arsitektur fungsi ruang saja.
Kaitan dengan pusat pemerintahan Kota Bogor, lokasi saat ini masih sangat tepat. Tapi konsepnya tidak landed (mendatar) lagi, melainkan vertikal, dengan mengubah orientasi tidak lagi menghadap Jalan Juanda.
Kantor pemerintahan dengan ketinggian tertentu diset menghadap ke Jalan Kapten Muslihat yang peruntukkannya memang perkantoran.
Jadikan titik Gegung Kemuning Gading saat ini menjadi bangunan utama pusat pemerintahan dengan 10 – 12 lantai, sedangkan bangunan lainnya, kecuali Gedung Balai Kota atau gedung utama tidak dibongkar, semua dijadikan runah terbuka.
Gedung Sekda sampai belakang, Gedung Bappeda semua jadi ruang terbuka.
“Lebih oke dari pandangan saya pribadi,” kata Usmar, seraya menambahkan Balai Kota dijadikan Gedung Heritage, Museum Pemerintahan Kota Bogor. [] Hari