BOGOR-KITA.com – Keberadaan pohon di Kota Bogor menjadi perhatian Alumni Fakultas Hutan IPB angkatan 1 (1963) yang dikenal sebagai angkatan 63 Ompreng plus. Hal ini tampak ketika mereka berbagi ide untuk mengembalikan Kota Bogor ke masa jayanya, sebagai kota yang hijau dan sejuk. Untuk itu antara lain mereka memperhatikan jenis pohon yang cocok untuk ditanam dan usia pohon.
Kordinator Angkatan 63 Ompreng Plus, Jojo Ontarjo mengatakan, sedikitnya ada delapan temuan di lapangan yang disampaikan. Diantaranya masih banyak tanaman pohon tidak teratur dan sudah tua. Juga banyak pohon berdaun rindang namun rawan tumbang. “Dan terakhir banyak tanaman hias di bawah pohon yang merana karena jarak tanam pohon terlalu rapat,” katanya seusai audiensi bersama Wali Kota Bogor, Jumat (11/11/2016) di Rumah Dinas Wali Kota Bogor.
Terkait delapan temuan tersebut, ia dan kawan-kawanya akan memberikan beberapa saran kepada Pemerintah Kota Bogor. Antara lain, pohon-pohon yang ditanam di sepanjang jalan selain aman juga perlu memiliki nilai estetika. Dengan demikian maka penanaman pohon di jalan protokol perlu penataan ulang. “Lahan dengan luas lebih dari seperempat hektar dijadikan hutan kota dengan tanaman pohon berbunga indah dan berbuah untuk makanan burung,” jelas Jojo.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, banyak sekali yang menginginkan Kota Bogor kembali ke masa lalu. Begitu juga dengan dirinya. Oleh karena itu Pemerintah Kota Bogor terus melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan kehijuan Kota Bogor dengan membangun taman, pedestrian dan pengendalian yamg ketat bangunan hotel. “Pohon yang ditanam bukan untuk sekadar estetika dan keindahan kota tetapi juga diukur kekuatan pohon, kecocokan pohon serta filosofis kebogoran dengan menanam pohon khas Bogor atau Jawa Barat seperti pohon kenari dan pohon Rasamala,” katanya. [] Admin
