Perumda Tirta Pakuan Miliki 3 Langkah Untuk Atasi Permasalahan Pelayanan di Zona 7
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor memiliki tiga langkah untuk mengatasi kekeruhan air untuk wilayah layanan zona 7. Seperti diketahui, SPAM Katulampa memanfaatkan sumber air baku dari sungai Ciliwung.
Langkah pertama, pihaknya melakukan eksperimen untuk penggunaan bahan kimia baru dan sudah dilakukan beberapa kali tes di laboratorium untuk mencari komposisi bahan kimia yang cocok untuk kekeruhan air dengan tingkat tinggi.
“Itu sudah selesai di tingkat laboratorium dan sudah mulai pada tingkat pengolahan secara produksi. Ada hasil yang bagus, tapi perlu dilakukan penyempurnaan,” ucap Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Pakuan Rino Indira Gusniawan didampingi Dirtek dan Dirum, Ardani Yusuf dan Rivelino Rizki saat silaturahmi dengan awak media di IPA Palasari, Rabu (30/3/2022).
Selain itu, kata Rino, pihaknya juga menerapkan metode pembubuhan dengan bahan kimia yang biasa digunakan pada saat pra sedimentasi dan pengolahan air. Metode ini menunjukkan hasil yang bagus hanya saja dengan kekeruhan air sampai 2.000 NTU.
“Namun, dengan metode ini ada permasalahan lain terjadi penumpukan lumpur dari biasanya 1 persen bisa menjadi 50 persen. Sehingga banyak saluran tersumbat dan harus banyak melakukan pembuangan air sisa produksi,” ungkapnya
Langkah selanjutnya, lanjut Rino, Perumda Tirta Pakuan mengatur ulang jalur pembagian wilayah layanan. Air sebagian dari wilayah layanan zona 4 sekitar 30 liter per detik dibagi untuk memenuhi wilayah layanan tertentu dengan sekitar 5.000 pelanggan.
Rino melanjutkan untuk langkah lain tentunya penambahan kapasitas air untuk pasokan di wilayah layanan zona 7 itu sendiri. Pihaknya berencana akan mengoperasikan sementara atau ujicoba IPA yang kerja sama dengan PT. Unitex Tbk.
“Kami sedang godok ini dan buat PKS (perjanjian kerja sama) dalam waktu singkat. Walaupun dari rencana awal ini dilakukan akhir tahun, tapi kami coba untuk mempercepat proses penanggulangan di zona 7. Itulah tiga langkah di zona 7,” jelasnya.
Rino menyebut di satu tahun terakhir kondisi sungai Ciliwung mengalami kekeruhan dengan tingkat kekeruhan air bisa sampai 6.800 Nephelometric Turbidity Unit (NTU). Sementara standar air baku yang bisa dikelola di bawah 1.000 NTU.
“Siklus kekeruhan air ini juga unik biasa jam 11 siang sampai 7 malam, setelah itu bening atau normal. Nah, jam 10 malam keruh lagi,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Rino, hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan kekeruhan air sungai Ciliwung. Di zona 7 sendiri tercatat 34 ribu pelanggan yang mengandalkan pasokan air dari SPAM Katulampa dengan kapasitas 320 liter per detik.
“Nah, pada masa sampai 5.000 NTU kami hanya bisa mengolah sekitar 240 sampai 250 liter per detik. Artinya, ada kekurangan sekitar 70 liter per detik yang hasil akhirnya mengakibatkan beberapa wilayah terkendala pasokan air,” pungkasnya. [] Ricky