BOGOR-KITA.com, BANDUNG – Jika Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Jawa Barat bisa diperketat sedikit lagi, bisa mempercepat habisnya wabah COVID-19 di Jabar dalam waktu kurang dari satu bulan. Sebaliknya, bila diperlonggar, pandemi covid -19 baru bisa teratasi sampai 3 tahun ke depan.
Hal ini dikemukakan ahli epidemiologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Panji Fortuna Hadisoemarto di Bandung, Senin (18/5/2020).
Dikatakan, perkiraan itu didasarkan pada simulasi yang dibuat.
“Pemodelan yang saya buat merekomendasikan bahwa kita harus mengetatkan PSBB sedikit lagi, agar penurunan dengan cepat bisa terjadi. Intinya, PSBB ini kalau saya simulasikan dengan pengetatan sedikit lagi saja, bisa mempercepat habisnya wabah COVID-19 di Jabar bahkan dalam waktu kurang dari satu bulan,” kata Panji Fortuna.
Sebaliknya, katanya, jika pergerakan masyarakat tidak dapat ditekan lebih kecil, maka pandemi COVID-19 baru bisa teratasi sampai 3 tahun ke depan.
Untuk itu, Panji merekomendasikan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar agar pergerakan masyarakat terus ditekan.
Panji Fortuna mengatakan, masyarakat harus memahami bahwa gelombang pertama penularan COVID-19 di Indonesia belum tuntas, termasuk di Jawa Barat (Jabar), meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah diterapkan.
Karena itu panji meminta berhati-hati dan waspada akan bahaya penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit itu di pusat niaga.
Apalagi, saat ini banyak warga di beberapa daerah yang tidak mematuhi peraturan kesehatan dengan memenuhi toko pakaian dan pusat niaga lain.
“Gelombang pertama yang belum selesai ini juga berpotensi naik drastis jika tidak ada pengetatan PSBB dan malahan ada rencana pelonggaran PSBB di Jawa Barat, apalagi saat ini sudah banyak warga yang kembali berbelanja untuk keperluan lebaran, ini bisa memperluas penyebaran,” kata Panji.
Dikatakan, penyebaran virus di pusat niaga seperti toko baju sangat mudah karene droplet dari pembawa virus (carrier) bisa menempel di permukaan benda-benda yang ada di pusat perniagaan. Jika permukaan benda yang terkena droplet disentuh, maka virus dapat berpindah dan menginfeksi orang yang menyentuhnya.
“Potensi penyebaran di pusat niaga tinggi. Bayangkan masyarakat menganggap situasi saat ini normal dengan berdesakan di toko baju, toko emas, tanpa mempertimbangkan protokol kesehatan, ini sangat meningkatkan risiko penularan,” ujar Panji dilansir dari Humas Pemprov Jabar.
Panji pun menambahkan, pergerakan dan kontak anggota masyarakat menjadi kunci dalam menekan kasus COVID-19 di Jabar. Semakin kecil persentase pergerakan masyarakat, pandemi COVID-19 semakin cepat ditanggulangi. [] Admin