Regional

Penerapan Inovasi Booster Umpan dan Perangkap Krendet Bertingkat untuk Pemanfaatan Sumberdaya Krustasea di Perairan Pantai Teluk Palabuhanratu

BOGOR-KITA.com, SUKABUMI 0 Kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi telah dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2024 oleh Tim Dosen Pulang Kampung (DOSPULKAM) IPB dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Tim DOSPULKAM terdiri dari Dr. Zulkarnain, Dr. Ronny Irawan Wahju, Dr. Fis Furwangka, Dr. Wazir Mawardi, Ega Aldanita, Muhammad Haykal Ramadhan  dan Teknisi Stasiun Lapang Kelautan IPB Syarif Budiman, S.Pi, M.Si, Arik Permana, S.Pi, M.Si., dan Ende Kasma, S.Pi, M.Si.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan Desa Loji dihadiri oleh para juragan/nakhoda/nelayan kapal ikan dari Desa Loji yang merupakan anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) Berkah Sagara yang dipimpin oleh pak Derakan Sultandi, Bapak Jajat S. staf Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Bapak Adi Gumbara dan Ibu Yunita staf Bappelitbangda Kabupaten Sukabumi, Bapak Sholahudin dan Erwan dari  Organisasi Rukun Nelayan Desa Loji, dan Mahasiswa program PPK Ormawa Himafarin.  Tema kegiatan program adalah penerapan inovasi booster umpan dan teknologi perangkap krendet bertingkat untuk pemanfaatan sumberdaya krustasea di Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

Baca juga  Kampus IPB Sukabumi Hadir untuk Masyarakat

Ketua Tim DOSPULKAM, Dr. Zulkarnain kembali menyampaikan kata sambutannya bahwa Pemberdayaan Masyarakat adalah salah satu amanah dari Tridarma Perguruan Tinggi dan Departemen PSP FPIK IPB selalu siap untuk bersinerji dengan stakeholders perikanan tangkap di Palabuhanratu untuk memberikan akses informasi pengembangan IPTEKs yang telah dihasilkan oleh kampus sekaligus melaksanakan diseminasi inovasi teknologi hasil penelitian kepada masyarakat nelayan untuk dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan dan sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan.

Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan nelayan di Perairan Teluk Palabuhanratu menggunakan alat tangkap bagan apung, bagan tancap, pancing ulur, rawai layur, payang, jaring rampus, dan trammel net. Sebelumnya, nelayan pernah menggunakan perangkap krendet untuk penangkapan keong macan. Nelayan Palabuhanratu tidak ada yang menggunakan perangkap krendet untuk penangkapan krustasea. Sementara daerah penangkapan di pesisir pantai dengan substrat dasar karang berpasir dan karang berpasir lumpur merupakan habitat sumberdaya krustasea jenis rajungan dan lobster. Dengan demikian, perangkap krendet memiliki peluang untuk dapat memanfaatkan krustasea di Palabuhanratu. Konstruksi perangkap krendet tradisional tidak memiliki dimensi ruang, sehingga tidak dapat melindungi target tangkapan dari predator di dasar perairan. Inovasi perangkap krendet bertingkat, baik yang menggunakan 1 pintu, 2 pintu atau 3 pintu menjadi alat tangkap alternatif yang dapat dikembangkan di perairan Teluk Palabuhanratu untuk memanfaatkan sumberdaya krustasea. Perangkap krendet bertingkat terbuat dari rangka besi dengan diameter 80 cm (perangkap bawah) dan diameter 60 cm (perangkap atas). Bentuk perangkap silender dengan cover net sebagai pelindung hasil tangkapan dari predator. Penggunaan perangkap atas dengan tujuan untuk memperluas catchable area dalam proses penangkapan krustasea, sehingga memberikan peningkatan hasil tangkapan. Pengoperasian alat tangkap perangkap krendet bertingkat akan menggunakan inovasi booster umpan agar memberikan hasil tangkapan krustasea yang optimal.

Baca juga  Driver GoJek Diduga Bawa Kabur Barang Pesanan Pembeli

Selain kegiatan sosialisasi program pemberdayaan masyarakat, juga dilakukan pelatihan teknis pembuatan perangkap krendet tradisional, perangkap krendet bertingkat dan pembuatan booster umpan beku. Bahan baku booster umpan beku merupakan campuran jenis-jenis ikan hasil tangkapan nelayan bagan dan pancing ulur. Pembuatan booster umpan melalui proses pencacahan ikan umpan dan dicampurkan dengan larutan kental umpan kemudian dibekukan. Booster umpan ini menjadi alat bantu pemikat dan pengumpul ikan secara efektif kemudian mudah ditangkap dengan alat tangkap yang digunakan nelayan.

Alat tangkap perangkap krendet bertingkat dapat digunakan sebagai alat tangkap tambahan selain alat tangkap utama. Misalnya nelayan pancing ulur, saat sore hari berangkat ke daerah penangkapan ikan melakukan setting alat tangkap perangkap krendet bertingkat terlebih dahulu dan ditinggal dengan diberikan pelampung tanda. Waktu perendaman dilakukan dalam waktu 12-15 jam. Di daerah penangkapan ikan, nelayan melakukan kegiatan operasi penangkapan dengan alat tangkap pancing ulur. Esok pagi sebelum kembali ke dermaga pelabuhan, perangkap krendet bertingkat di angkat ke atas perahu dan setelah mengambil hasil tangkapan perangkap krendet bertingkat disetting kembali. Dalam perkembangannya, diharapkan alat tangkap  perangkap krendet bertingkat dengan booster umpan dapat menjadi alat tangkap utama untuk pemanfaatan sumberdaya krustasea di Teluk Palabuhanratu.

Baca juga  Dosen IPB Jelaskan Strategi Amankan Kekayaan Hayati Indonesia asal Kalimantan Selatan dengan Teknologi Sekuensing DNA
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top