Kota Bogor

Pemkot Bogor Batasi Operasional Pertokoan dan Perkantoran

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19 atau virus corona di Kota Bogor Wali Kota Bogor Bima Arya melalui Wakil Walikota Bogor Dedie A Rachim mengeluarkan dua surat intruksi Wali Kota Bogor.

Surat pertama perihal pembatasan jam operasional pertokoan, pusat perbelanjaan dan toko swalayan di Kota Bogor dan surat kedua tentang penghentian sementara kegiatan perkantoran.

“Untuk jam operasional pusat perbelanjaan dan toko swalayan setiap harinya pukul 11:00 WIB sampai 20.00 WIB. Membatasi jam operasional pertokoan di luar pusat perbelanjaan dan swalayan setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Tetapi pembatasan ini tidak berlaku bagi Apotik, toko obat dan alat kesehatan. Intruksi ini mulai berlaku dari tanggal ditetapkan hingga tanggal 2 April 2020,” ungkap Dedie kepada wartawan pada Senin (23/3/2020).

Baca juga  Aplikasi SMART antar BPPT-PM Kota Bogor Jadi Percontohan Nasional

Selain pertokoan, lanjut Dedie, dirinya menggulirkan surat berbeda untuk penghentian kegiatan perkantoran, yang isinya menghentikan kegiatan perkantoran sementara waktu, menutup fasilitas operasional dan melakukan kegiatan di rumah. Bagi perusahaan yang tidak dapat menghentikan total kegiatan operasionalnya, diminta untuk mengurangi kegiatan tersebut sampai batas minimal (jumlah karyawan, waktu kegiatan dan fasilitas operasional) mendorong karyawan untuk tetap bekerja dirumah.

“Memperhatikan surat edaran Menaker No. M/3/HK.04/III/2020 tentang perlindungan pekerja/buruh dan kelangsungan usaha dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Himbauan ini berlaku selama 11 hari dari tanggal 23 Maret 2020 sampai tanggal 2 April 2020. Pencegahan penyebaran Covid-19 hanya dapat dilakukan apabila seluruh komponen masyarakat termasuk dunia usaha secara serempak dan secara disiplin melaksanakan pembatasan/kontak langsung secara ketat,” ucapnya.

Baca juga  Jalankan Program Prioritas, Bima Arya Minta Camat dan Lurah Setiap Hari di Lapangan

Dedie menekankan, semestinya Jakarta sebagai epicentrum Covid-19 dengan jumlah positif 307 dan meninggal 29 melakukan langkah drastis terlebih dahulu.

“Bogor sebagai penyangga ibu kota akan menyesuaikan. Sebab, selama aktivitas Jakarta seperti kondisi normal, masyarakat yang bekerja ke Jakarta setiap hari naik KRL berjumlah 280.000 orang merasa seolah tidak ada apa-apa,” terangnya.

Dedie menjelaskan, pihaknya juga akan melakukan rapid test, Gubernur Jawa Barat menyerahkan keputusan pelaksanaan termasuk tempatnya kepada masing-masing daerah. Mengingat jumlah rapid test yang jumlahnya terbatas maka diprioritaskan hanya kepada Orang Dengan Resiko (ODR) seperti tenaga medis, ODP, PDP dan lingkar dalam mereka yang positif Covid-19.

“Saya mendapat informasi jumlah untuk Kota Bogor akan didrop 1.000 kit, tapi belum ada pemberitahuan lebih lanjut. Untuk petugas akan dilakukan pelatihan kepada 30 orang yang nantinya membantu pelaksanaannya. Kami pastikan dulu jumlahnya, sampai di tangan, baru kami rencanakan detailnya. Takut sudah list 1.000 orang by name by address, ternyata hanya 500 misalnya. Penyemprotan disinfektan juga direncanakan mulai minggu ini titik-titik lokasi penyemprotan akan dilaksanakan. Saat ini sedang dikalkulasi dan dipetakan lebih akurat,” jelasnya.

Baca juga  Pemkot Bogor Perpanjang Masa Belajar Di Rumah Hingga 11 April

Dedie juga menambahkan, Pemkot Bogor bersama RSUD Kota Bogor saat ini memang sudah menyiapkan tempat isolasi berkompresi negatif yang dapat menampung sampai 73 pasien termasuk peralatan medisnya.

“Prosesnya masih dilakukan dan diharapkan selesai pada minggu ini,” pungkasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top