Kab. Bogor

Pembentukan KPAD Kabupaten Bogor, Wujud Kepedulian Ade Yasin Atas Kasus Kekerasan Anak

Komisioner KPAD Kabupaten Bogor dalam dialog di Radio Tegar Beriman (Teman), di Kantor Diskominfo Kabupaten Bogor, Cibinong, Rabu (9/3/2021).

BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Pembentukan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) di Kabupaten Bogor adalah bentuk kepedulian Bupati Bogor Ade Yasin menyusul maraknya kasus kekerasan terhadap anak di Bumi Tegar Beriman.

Hal ini dikemukakan Komisioner KPAD Kabupaten Bogor Sofyan Ginting dalam dialog di Radio Tegar Beriman (Teman), di Kantor Diskominfo Kabupaten Bogor, Cibinong, Rabu (9/3/2021).

Sofyan Ginting menyampaikan terima kasih kepada Bupati Bogor yang sudah membentuk KPAD, di mana sejak tahun 2014 sudah dimulai inisiasinya. Akhirnya pada tahun 2020, di era kepemimpinan Ade Yasin KPAD terbentuk. Hal ini menunjukan political will Bupati Bogor tentang pentingnya perlindungan anak khususnya di Kabupaten Bogor.

“Pembentukan KPAD di Kabupaten Bogor adalah bentuk komitmen Bupati. Ini menunjukan keseriusan bahwa memang ingin meminimalisir kekerasan terhadap anak. Oleh karena itu kami ingin meneruskan apa yang menjadi visi misi Kabupaten Bogor salah satunya adalah Bogor Berkeadaban,” ujar Sofyan.

Baca juga  OPINI: Tantangan Gerakan Literasi, Membahas Tanpa Menyentuhnya

Wakil Ketua KPAD Kabupaten Bogor, Waspada menjelaskan, pengurus KPAD dilantik baru empat bulan. Alhamdulillah sudah banyak yang ditangani, beberapa di antaranya adalah kasus bullying di pondok pesantren, kemudian ada kasus kekerasan seksual yang cukup tinggi angkanya dan juga penanganan kasus perselisihan hak asuh terhadap anak.

“Sejak dilantik kami sudah melihat kemungkinan terjadinya pelonjakan kekerasan terhadap anak saat pandemi covid-19 ini. Kami segera membentuk tim untuk menerima pengaduan masyarakat. Jadi selain menerima pengaduan secara langsung, kami juga menerima pengaduan secara online. Sampai dua minggu yang lalu sudah ada 53 kasus yang masuk ke KPAD,” jelasnya.

Ia menambahkan, berdasar pada literasi dan pengamatan kami di lapangan, lonjakan kasus kekerasan terhadap anak saat pandemi terjadi pertama akibat tekanan ekonomi. Pelakunya, bisa ibunya, ayahnya atau bahkan saudaranya.

Baca juga  Hujan Deras, Sebabkan Pohon Tumbang di 15 Wilayah Kota Bogor

Penyebab lain, faktor Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang juga berdampak terhadap timbulnya kekerasan.

Karena ternyata banyak orang tua yang tidak siap menjadi guru pengganti di sekolah.

Faktor lain adalah pola asuh orang tua yang selama ini tidak memiliki kapasitas yang cukup.

Sekretaris KPAD Kabupaten Bogor, Erwin Suriana memaparkan, kehadiran KPAD ini mudah-mudahan dapat meminimalisir kasus kekerasan terhadap anak, bullying, pencabulan, termasuk diskriminasi terhadap anak. “Kehadiran kami mudah-muahan bisa diterima di masyarakat,” katanya.

Erwin mengatakan, dari pengalaman para komisioner yang saat ini sudah bergerak di lapangan, sudah mulai banyak pengaduan.

“Kami pun membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat barangkali ada hal-hal yang perlu disampaikan kepada KAPD Kabupaten Bogor,” papar Erwin. [] Hari/Diskominfo Kabupaten Bogor

Baca juga  Ade Yasin: Saya akan Perjuangkan Menambah Anggaran Program Samisade 2022
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top