Laporan Utama

Pakar Komputer IPB University Paparkan Pentingnya Digital Working Culture di Institusinya

Dr Karlisa Priandana

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Dr Karlisa Priandana, Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mengatakan bahwa saat ini kita hidup di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity) yang penuh ketidakpastian dan sulit diprediksi. Mau tidak mau, kita harus siap untuk segala perubahan di era disrupsi ini.  Demikian pemaparannya dalam webinar Readiness Digital Working Culture, Sabtu (21/8/2021).

“Sejak 1970, kita memasuki era industri 4.0 dimana arahnya sudah ke cyber-physical system, internet of things (IoT), dan networks. Adanya COVID-19 mempercepat shifting ke arah sana. Dengan populasi manusia yang semakin banyak, kebutuhan pangan pun semakin tinggi, maka pertanian harus tetap jalan. Di sini lain, transformasi digital menjadi keniscayaan,” ujarnya dalam rilis IPB University diterima BOGOR-KITA.com, Senin (23/8/2021).

Baca juga  Pentingnya Negosiasi dalam Bisnis

Ia memberi contoh, di IPB University misalnya, ada Direktorat Sistem Informasi dan Transformasi Digital (DSITD). Mereka yang membantu digital working culture di IPB University dengan sistem informasi yang terintegrasi.

“DSITD ini bergerak sangat cepat dan inovatif bahkan sebelum pandemi COVID-19. Semua proses transformasi di IPB University sudah terintegrasi, mulai dari SIMAK (Sistem Informasi Akademik), penilaian karya ilmiah, Daftar Urut Kepangkatan (Dupak) untuk kenaikan pangkat dan HR Portal. Ada juga penandatangan digital lewat Digisign yang bisa dikonfirmasi keabsahannya,” paparnya.

Begitu juga dengan KRS (Kartu Rencana Studi) sudah shifting ke cloud, sehingga semua mahasiswa bisa akses. IPB link juga telah dibuat untuk rapat online agar lebih singkat dan mudah diingat. IPB mobile for student, for staff, for lecturer dan for parents juga sudah berkembang.

Baca juga  Jalin Kerjasama, IPB University Serahkan Dana Rp200 Miliar ke Badan Wakaf Indonesia

“Ada lagi Helpcenter untuk menyampaikan masalah terkait akademik dan aspek lainnya yang penanganannya sangat cepat,” imbuhnya.

Karlisa juga mengatakan untuk saat ini IPB University sedang mengembangkan agriculture 4.0, sehingga akan banyak riset yang diarahkan ke sana. Data-data dari farm, forest, maupun animal husbandary diambil dengan sensor yang terhubung dengan IoT. Selanjutnya masuk ke cloud. Dengan penyimpanan di cloud, maka hasil pembelajarannya bisa diakses mesin lain. Sehingga resource sharing antar machine learning bisa terjadi.

Lebih lanjut, ia memaparkan contoh key study agriculture 4.0 di greenhouse Cikarawang yang sedang dikembangkan IPB University. “Ada melon harvesting robot, yang bisa menentukan kapan waktu panen yang akurat. Selain itu, ada robot serupa untuk mendeteksi mana daun sehat, mana daun yang harus dipotong. Ini juga sedang dikembangkan algoritma objectivationnya,” ujarnya.

Baca juga  Kepala Sekolah dari Sejumlah Daerah Magang di Kota Bogor

Menurutnya, ada juga sensor yang ditanam untuk mempelajari kondisi, kelembaban, dan pH tanah. Hasil pantauannya pun bisa dimasukkan ke server.

“Harapannya ke depan, machine learning ini bisa disimpan di cloud agar selama robot bekerja, dia pun ikut belajar (online learning). Lalu hasil pembelajarannya bisa di share ke robot-robot lain. Jadi yang pintar tidak hanya satu robot, tapi banyak robot,” imbuhnya. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top