Kab. Bogor

OPINI: Menahan Godaan Jelang Puasa

Oleh: Syarifudin Yunus,

(Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka)

BOGOR-KITA.com, TAMANSARI – Hidup di era digital, makin banyak orang yang tidak tahan godaan. Gagal mengelola nafsu dunia dan gaya hidup. Tergoda pergaulan, tergoda media sosial, bahkan mudah tergoda kantongnya. Hingga memaksa diri dan terliat utang piutang. Godaan memang sifatnya mengganggu, menggoda keteguhan hati siapa pun.

Godaan, apa pun bentuknya sulit dihindari. Selalu ada godaan di mana pun dan kapan pun. Mendengar azan malah malas sholat. Gampang marah, mudah iri hati, membenci atau memusuhi orang lain adalah contoh sederhana dari godaan. Semua penyakit hati yang menyesatkan pun jadi godaan yang selalu menghantui hidup manusia. Karena itu, penting mengetahui ciri-ciri godaan, yaitu: 1) tiap godaan itu kian menjadi-jadi bila dibiarkan maka harus dilawan, 2) godaan itu tipuannya tersembunyi alias tidak terungkap, 3) godaan selalu membidik bagian terlemah seseorang, 4) godaan gemar pada orang yang ceroboh, dan 5) godaan mengundang nafsu agar terjerembab pada perbuatan jahat. Contoh godaan misalnya: bermain game berlama-lama, nongkrong membuang-buang waktu, hingga menebar aib orang lain dan sebagainya.

Baca juga  Apa Pun, Don’t Expect Too Much

Intinya, semua godaan senantiasa menjerumuskan seseorang ke dalam kejahatan dan menghalanginya untuk berbuat baik. Maka dari itu, hindari setiap pengaruh buruk dalam hal apa pun. Hanya dibutuhkan sikap tegas tanpa kompromi dan berani berkata tidak untuk setiap godaan yang muncul. Agar mampu terbebas dari kejahatan apa pun, tenta harus diimbangi ikhtiar dan doa yang baik.

Bila ada hal yang dianggap sepele tapi berdampak besar dalam hidup manusia, itulah “tahan godaan”. Karena saat ini, banyak orang tidak lagi tahan godaan. Terlalu mudah diganggu. Atau gampang tergoda nafsu dunia. Maka wajar kian banyak orang-orang kepo, hoaks, gosip, bahkan fitnah. Orang-orang yang bergaya hidup konsumtif dan hedonis adalah contoh orang-orang yang tidak tahan godaan. Karena memang, semua godaan itu pasti lebih menarik, lebih enak.

Baca juga  BNN Berikan Penghargaan Kepada Mitra Asing Termasuk Agen DEA

Seperti yang terjadi di taman bacaan. Para pegiat literasi pun harus tahan godaan. Harus punya komitmen dan konsistensi yang kokoh. Agar tetap mau dan ikhlas bergerak di taman bacaan. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Bila tidak tahan godaan, maka taman bacaan pasti sepi, pasti tidak mampu bertahan lama. Tidak punya dana operasional, bukunya tidak ada, atau anak-anak yang membaca hanya sedikit. Semua itu godaan pegiat literasi di taman bacaan. Lalu bertanya dalam hati, mau diteruskan atau tidak taman bacaannya?

Literasi tahan godaan, jadi penting sebagai sikap mental seseorang dan pegiat literasi. Agar tetap mampu bertahan dan mau menjalankan kebaikan di tengah era godaan yang luar biasa. Karena godaan ada di mana-mana, datangnya pun tidak bisa diprediksi. Masalahnya, mampu atau tidak menahan godaan?

Baca juga  5 Hari Dalam Sepekan Kabupaten Bogor Nihil Kasus Corona

Literasi tahan godaan, mungkin sering diabaikan banyak orang. Tapi tahan godaan itulah yang bisa melanggengkan perbuatan baik yang sudah dirintis. Untuk tetap tekun dan konsisten dalam menebar manfaat dan kebaikan di mana pun. Maka esok bila mau lebih baik, siapa pun harus tahan godaan. Maka di situ diperlukan kurikulum tentang “tahan godaan”. Literasi tentang tahan godaan.

Apalagi besok di bulan suci Ramadhan. Adalah sarana untuk melatih jadi manusia yang tahan godaan, termasuk menahan lapar dan haus di siang hari. Literasi tahan godaan, sejatinya mengingatkan siapa pun untuk kembali ke fitrahnya sebagai manusia yang suci. Salam literasi.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top