Nasional

Nuzulul Quran

Oleh: Deo A. Pramadhan

(Penyuluh Agama Islam, Kemenag Kabupaten Situbondo)

BOGOR-KITA.com, SITUBONDO – Ramadhan, selain bulan mulia, bulan penuh berkah, bulan dimana semua pahala ibadah dilipatgandakan, Ramadhan juga disebut sebagai bulan Al Quran. Sebab di bulan mulia ini pula Allah turunkan Al Quran. Sesuai informasi yang  difirmankan Allah pada QS Al Baqoroh 185 :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.

Yang artinya, bahwa dalam bulan Ramadhan ini Allah turunkan Al Quran. Sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan – penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)

Meski singkat, rasanya perlu kita ketahui bagaimana sejarah turunnya Al Quran. Yakni tepatnya pada saat Rasulullah SAW menginjak usia 40 tahun, beliau gelisah melihat masyarakat Makkah, selain gelisah akan masyarakat, beliau juga menggelisahkan atau mengkhawatirkan keluarganya sendiri. Bagaimana tidak, pada saat itu masyarakat Makkah membuat patung untuk disembah sebagai Tuhan.

Baca juga  Nuzulul Quran, Bima Arya: Semua Jawaban dari Cobaan yang Kita Alami Ada dalam Al-Quran

Maka Nabi pun bergegas menuju ke Gua Hira, untuk melakukan perenungan, berfikir, memohon petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT. Hingga pada malam 17 Ramadhan turunlah Jibril dalam bentuk pemuda yang gagah, menghampiri Nabi. Jibril langsung memeluk Rasulullah SAW seraya berkata “Ya Muhammad, Iqra, bacalah”, lalu Nabi menjawab “saya tidak bisa membaca”, Nabi dipeluk kembali oleh Jibril sambil mengulangi kalimat “baca”, Nabipun menjawab lagi jika ia tak bisa membaca, dipeluknya lagi Nabi oleh Jibril dengan erat dan pada akhirnya Nabi melafadzkan Iqra bismi robbikalladzi kholaq. (QS Al Alaq 1- 5).

Perlu kita ketahui bahwasanya Nabi adalah seorang yang ummi. Ummi memiliki arti buta huruf, yakni tak bisa membaca. Namun meski tak bisa membaca dan menulis, bukan berarti identik dengan bodoh,  beliau tak bisa membaca dan menulis tetapi ia adalah seseorang yang sangat brilian.

Baca juga  Ini Prediksi 100 Situasi Baru di New Normal

Dibalik predikat Nabi sebagai seorang yang ummi (tidak bisa baca tulis) ada hikmahnya, yaitu menghindari  fitnah bahwa Al Quran sebagai kitab suci umat islam adalah murni ciptaan Allah, bukan tulisan Muhammad. Sebab ada segolongan manusia yang memfitnah bahwa Al Quran ini karya Muhammad, namun pada akhirnya mereka sendiri yang membantahnya kembali, bahwa tidak mungkin Muhammad menulis Al Quran. Kenapa? Karena Muhammad terbukti tidak bisa baca tulis

Setelah menerima  kitab suci, Rasulullah SAW kembali ke rumah dan menceritakan kejadian di Gua Hira kepada Khadijah, istrinya.  Khadijah adalah manusia pertama yang beriman pada kerasulan Muhammad. Ia meyakini sepenuh hati bahwa Muhammad sebagai Nabi akhir zaman.

Baca juga  Bima Ajak ASN Pemkot Bogor Teladani Nabi Besar Muhammad SAW  

Abu Bakar Ash Shiddiq begitu mendengar cerita serupa dari Rasulullah SAW, lansung megucapkan sami’na wa atho’na, saya dengar, saya percaya, saya taati, dan saya ikuti. Itulah mengapa Abu Bakar diberi gelar Ash Shiddiq, dari golongan pemuda  yang langsung percaya kepada Al Quran dan Kerasulan Nabi Muhammad SAW.

Malam Nuzulul Quran merupakan peristiwa turunnya Al Quran di bumi untuk pertama kali, dan masyarakat Indonesia pada umumnya juga merayakan peringatan Nuzulul Quran di setiap malam 17 Ramadhan. Ya, Ramadhan adalah bulannya Al Quran, bulan diturunkannya Al Quran. Setelah mengetahui hal ini, bagaimana tanggapan kita ? Sudah seharusnyalah kita semakin memantapkan diri dengan AlQuran, semakin yakin dengan Al Quran, dan semakin giat untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.[]

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top