Oleh: Muhammad Abdillah Alburhani
(Penggerak Gusdurian Bogor/Ketua Karang Taruna Desa Bantarsari)
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Suasana di bulan Ramadhan pada tahun ini pastilah sangat berbeda dengan Ramadhan yang sudah-sudah sebelumnya. Bagi umat muslim khususnya muslim di Indonesia, menjalankan ibadah puasa Ramadhan bukan hanya sekedar ritual keagamaan saja, akan tetapi sudah menjadi kultur yang tertanam kuat di kalangan masyarakat muslim Indonesia.
Ramadhan tahun ini sangatlah berbeda dimana terhentinya kegiatan ritual keagamaan yang bersifat berjama’ah, seperti shalat tarawih, buka bersama, takbir keliling bahkan sampai shalat ied pun di rumah.
Hal tersebut sesuai surat edaran no. 6 tahun 2020 kementerian agama, 6 rekomendasi MUI tentang ibadah Ramadhan dalam keadaan covid-19.
Saat Ramadhan, umat muslim diwajibkan untuk melaksanakan puasa dan berlomba- lomba beribadah, juga memperbanyak amal ibadah meskipun di tengah pandemi covid-19.
Justru dalam keadaan seperti inilah menjadi momentum bagi umat muslim, untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
“Karena ibadah bulan Ramadhan adalah momentum emas bagi seluruh umat muslim. Di samping itu jga adalah momentum yang pas untuk penanganan penyebaran mata rantai covid-19 tersebut.
Dalam Islam kita mengenal dengan istilah ( maqoshidu asy- syariah ), dalam menentukan sebuah hukum. Selain ada prinsip menjaga agama ( hifzhu ad-diin ), ada juga prinsip menjaga jiwa/ diri ( hifdzun an-nafs ).
Artinya islam sendiripun mengajarkan tidak hanya menjaga agama saja, akan tetapi menjaga jiwa raga para pemeluknya pun harus dijaga.
Ukhuwah di musim pandemi.
Dalam situasi pandemi covid-19 seperti saat ini, bisa menjadi ajang untuk membuktikan bahwasannya masyarakat atau bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki rasa persaudaraan yang kuat (ukhuwah ). Dimana kita saling membantu satu sama lain, baik antara sesama muslim ( ukhuwah islamiyah ), maupun antara sebangsa dan setanah air ( ukhuwah wathoniyah ).
Walaupun kita diharuskan untuk di rumah aja, atau biasa dikenal dengan #dirumahaja, bukanlah penghalang bagi kita tuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Akan tetapi justru adalah peluang emas bagi kita, dimana kita akan lebih dekat dengan keluarga, membangun dan menguatkan kembali keharmonisan dalam keluarga.
Di samping itu momen bulan Ramadhan di tengah pandemi adalah waktu yang tepat untuk membuktikan kekompakan umat muslim di Indonesia. Bahwa berpuasa, di tengah pandemi, tetap memiliki manfaat, baik bagi diri sendiri melalui ibadah vertikal maupun orang lain melalui ibadah horizontal.
Jangan sampai hanya karena egoisme beragama, momen Ramadhan tahun ini dijadikan kambing hitam atas semakin buruknya penyebaran covid-19 ini.
Ukhuwah wathoniyah dapat ditunjukan dengan cara mematuhi ketetapan pemerintah yang telah dibuat oleh pemerintah terkait covid-19 ini. Apalagi hal tersebut dikuatkan oleh keputusan para ulama. Dalam Qs. An-nisa;59 disebutkan ; Hai orang orang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul-Nya, dan ulim amri di antara kalian.
Dalam kitab tafsir Al- Mawardi jilid 1 , hlm 499-500. Imam Al- Mawardi menafsirkan ulil amri salah satunya sebagai pemimpin atau pemerintah dalam masalah duniawi.
Melalui sikap persaudaraan sebangsa dan setanah air adalah usaha yang sangat signifikan sebagai bentuk menjunjung tinggi hukum kesepakatan yang berlaku di Indonesia, yakni pancasila dan UUD 1945.
Maka dari itu saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat muslim Indonesia untuk terus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dengan terus perbanyak dalam berdzikir, membaca Al-Qur’an, berbuat amal amal baik dan perbanyak dalma berdo’a, dan jangan lupa ayo beramal untuk saudara saudari kita yang terdampak pandemi covid-19.[]