BOGOR-KITA.com, BOGOR – Kecamatan Bogor Selatan akan terus menunjang visi misi Kota Bogor menuju Kota Cerdas, Kota Sehat dan Kota Sejahtera. Untuk itu Kecamatan Bogor Selatan menyaring seluruh aspirasi dan permasalah permasalahan yang ada di 16 Kelurahan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Bogor Selatan.
Camat Bogor Selatan Hidayatullah mengatakan untuk menuju Kota Sehat pihaknya akan terus mengupayakan pembangunan Gelanggang Olahraga Masyarakat (GOM).
” Gom ini untuk mengurai konsentrasi masyarakat Bogor Selatan, jika mau berolahraga tidak usah ke Sempur, jadi saya harap di wilayah mempunyai gom,” ucapnya di sela Musrenbang Bogor Selatan di Jungle Fest, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Kamis (13/2/2020).
Untuk titik Gom tersebut lanjut Hidayatullah banyak potensi seperti di wilayah Rangga Mekar, Kertamaya, Genteng, dan Pamoyanan dan di Mulyaharda.
“Dari potensi-potensi itu tentunya kita prioritas yang memang sesuai dengan spek yang ada di Dinas Pemuda Olahraga. selain ada revitalisasi nanti ada jogging track juga disitu, lapangan juga memiliki ukuran nasional,” katanya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa di Bogor selatan ada enam puskesmas pembantu yang masih membutuhkan peningkatan kapsitas, sehingga layanan masyarakat yang membutukan layanan kesehatan bisa terpenuhi.
“saya berharap pustu dinaikan menjadi puskesmas. Puskesmas menjadi rawat inap,” terangnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakot Bogor Dody Achdiat menuturkan bahwa di Bogor Selatan ada beberapa potensi yang bisa dikembangkan, salah satunya terkait situs-situs cagar budaya.
“Ada expose yang sangat menarik, yaitu sejarah singkat Prasasti Batutulis yang disampaikan Roni Hamdani (budayawan). Ini salah satu yang kita dorong untuk dikembangkan. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang situs-situs peninggalan kerajaan Pakuan Pajajaran ini,” jelas Dody.
Sebelumnya lanjut Dody, Wali Kota Bogor Bima Arya telah berdiskusi mengenai rencana penataan kawasan Batutulis tersebut bersama para akademisi, budayawan dan komunitas. Mereka menyambut baik upaya penataan tersebut. Namun harus dimatangkan dengan bentuk kajian serta disinkronkan dengan fakta-fakta sejarah yang ada.
“Saya berharap di Musrenbang ini bisa lebih sinergi. Jadi masyarakat, komunitas, LPM, RT, RW untuk menyampaikan kebutuhannya dan potensi-potensi wilayahnya masing-masing,” pungkasnya. [] Ricky