BOGOR-KITA.com, KOTA BANDUNG – Hal yang perlu diwaspadai adalah interaksi siswa di luar sekolah, sejak dari rumah, dalam perjalanan ke sekolah, di kelas bersama guru, serta interaksi dengan teman-temannya.
Hal ini dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dewi Kartika, di Kota Bandung, Selasa (26/5/2020).
“Kita tidak tahu siswa berinteraksi di rumah dengan siapa saja, terus pergi sekolahnya pakai angkot ketemu siapa saja kita tidak tahu. Ini yang harus diantisipasi,” kata Ike sapaan akrab Dewi Kartika.
Disdik sendiri sebetulnya tidak terlalu khawatir siswa SLTA tertular COVID-19 karena berdasarkan data kelompok usia sekolah paling tahan. Yang menjadi atensi adalah siswa berpotensi menjadi pembawa virus bagi orang sekitar yang berusia lanjut seperti guru sepuh, orang tua di rumah, atau “teman” perjalanan saat menggunakan transportasi publik.
“Anak – anak SMA itu pada kuat, tapi dia bisa menjadi carrier virus. Ini juga perlu jadi perhatian, “ jelas Ike.
Hal lain yang perlu diantisipasi, menurut Ike adalah SOP penanganan jika di sekolah ternyata ada yang positif COVID-19. Ini masalah kareena protokol kesehatan COVID-19 di SLTA yang menyusun adalah Pemda Provinsi Jabar, namun yang melaksanakan kabupaten/kota.
“Jika misalnya ada kasus di sekolah, provinsi tidak mungkin datang langsung ke sekolah, harus dari kabupaten/kota karena sekolahnya ada di daerah,” jelas Ike.
Ike berharap adaptasi protokol kesehatan di SMA/SMK/SLB ini dapat rampung secepat mungkin agar dapat disosialiasasikan ke kabupaten/kota. “Kementerian Pendidikan sudah ada plan A, plan B, plan C tapi belum sampai ke kita (Disdik). Insya Allah Jum’at ini sudah jelas,” kata Ike.
Terkait kapa sekolah akan dibuka kembali, Ike mengatakan, tergantung Kementerian Pendidikan Nasional yang saat ini masih menunggu keputusan Satgas Percepatan Penanggulangan COVID-19.
“Pak Menteri Nadiem ancar-ancar semester awal harus mulai di bulan Juli, tapi pertama kali masuk sekolahnya di tanggal berapa harus nunggu informasi Satgas COVID Pusat,” ujar Ike, dilansir dari Humas Pemprov Jabar.
Meski begitu, Disdik Jabar tetap jalan dengan adaptasi protokol kesehatan di sekolah terutama SMA/SMK/ SLB kabupaten/kota yang menjadi urusan Pemda Provinsi Jabar. Protokol kesehatan ini akan menjadi pedoman bagi guru, siswa, dan orang tua agar tidak tertular virus.
Disdik akan mengacu pada data terbaru https://pikobar.jabarprov.go.id/ dalam menentukan SOP di kabupaten/kota dengan zona COVID-19 yang berbeda- beda.
Ike menyatakan, protokol kesehatan di sekolah pada prinsipnya tidak akan jauh berbeda dengan yang sudah ada, yakni jaga jarak (physical distancing) dan pola hidup sehat dan bersih. Namun pada beberapa poin ada penyesuaian seperti alat pelindung diri tambahan. [] Admin