Laporan Utama

Israel Ekspor Teknologi Mata-mata Canggih Melekat Dalam HP atau Laptop

BOGOR-KITA.com – Sejumlah perusahaan Israel telah mengekspor teknologi mata-mata ke sedikitnya 130 negara, termasuk negara rejim represif. Teknologi berbentuk alat peretas dan berfungsi sebagai hacker yang disematkan dalam handphone atau laptop itu digunakan untuk memonitor aktivis HAM, menekan pembangkang, dan mentracking orang-orang LGBTQ.

Demikian laporan Newsweek edisi Minggu (21/10/2018) berjudul, “ ISRAELI COMPANIES SOLD SURVEILLANCE TECH AND KNOWLEDGE USED FOR PERSECUTING DISSIDENTS, JOURNALISTS, LGBT PEOPLE: REPORT.”

Newsweek melaporkan, sebuah berita yang ditulis media Israel, Haaretz berdasarkan laporan mendalam, yang dirilis Jumat (19/10/2018), menyebutkan, di Israel terdapat sejumlah perusahaan yang mempunyai spesialisasi pada teknologi pengintaian terhadap handphone dan laptop. Mereka, tulis Haaretz  yang terbit sejak tahun 1918, telah menjual teknologi mata-mata itu ke Bahrain, Sudan Selatan, Uni Emirate Arab, Nigeria , Botswana, Mexico , Azerbaijan dan masih banyak negara lagi.

Baca juga  Bima : Penerapan Teknologi Harus Memudahkan Pelayanan

Nama nama perusahaan itu termasuk NSO Group, Verint Systems, Circle Technologies, Elbit System dan Fifth Dimension.

Haaretz mengatakan lagi, pihaknya juga telah mengumpulkan sejumlah informasi berdasarkan testimoni dari 100 sumber yang tersebar dari 15 negara berbeda. Dalam terstimoni itu, diketahui bahwa alat pengintai itu digunakan untuk memata-matai orang berdasarkan panggilan telepon, pengiriman teks, aktivitas online, email dan audio. Sasarannya termasuk warga sipil dan telah  menimbulkan konsekuensi serius.

Haaretz menemukan bahwa produk Verint yang dijual ke Azerbaijan telah digunakan untuk menemukan “kecenderungan seksual” warga via Facebook. Pada tahun 2017 telah ditemukan 45 gay dan pria biseksual, dan perempuan transgender yang menjadi target polisi Azerbaijan. Beberapa telah ditangkap dan dianiaya. Sumber Human Rights Watch  menyebut gerakan itu sebagai “kampanye kekerasan”.

Baca juga  Menko Perekonomian dan Menteri Pertanian Lepas Ekspor Tanaman Hias Minaqu Home Nature

Produk Verint yang diekspor ke Bahrain bahkan mampu mengumpulkan data dari jaringan media sosial. berdasarkan teknologi itu negara kawasan Gulf kecil itu telah menangkap “pembangkang” berdasarkan postingan online.

Indonesia tak luput dimasuki teknologi mata-mata canggih itu. Tekonologi mata-mata yang masuk ke Indonesia adalah milik Verint. Teknologi ini mampu membuat database kelompok aktivis,  mengenali kelompok LGBT yang telah dijadikan target pengawasan dan memantau persekusi yang dilakukan terhadap pemeluk agama minoritas.

Perusahaan lain, NSO Group, terkenal dengan alat smartphonenya, Pegasus, dengan mudah memperbudak iOs dan Android. Ia hanya membutuhkan satu kali klik untuk mengaktifkan alat peretas.

Kegiatan perusahaan- perusahaan ini sulit dilacak karena mereka melakukan operasi dari luar negeri, dan mempunyai struktur internal yang kompleks serta terdaftar di Eropa atau Siprus.

Baca juga  Liga Champions: Tenggelamkan Madrid, Manchester City Hadapi Inter Milan di Final Istanbul

Mengapa Israel mengijinkan perusahaan itu mengekspor teknologi mata-mata? Politisi konservatif Israel Yehuda Glick yang pro transparansi mengatakan, di Israel, semua aktivitas perusahaan itu dilindungi karena diposisikan untuk tujuan keamanan Israel. Siapa pun sulit menembusnya.

Yehuda Glick menegaskan, teknologi mata-mata itu alih alih menjadi cahaya bagi bangsa-bangsa , sebaliknya, negara Yahudi justru mengedarkan senjata yang digunakan untuk kejahatan terhadap kemanusiaan.

Kebanyakan perusahaan membantah melakukan kesalahan, dan menekankan bahwa mereka beroperasi sesuai dengan hukum. Mereka mengatakan alat pengintai kelas pemerintah itu digunakan untuk memerangi terorisme dan mencegah tindakan kriminal. [] Hari/sumber: newsweek

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top