Kab. Bogor

IPB Berhasil Ciptakan Aplikasi Cek Status Gizi Secara Online

Launching Aplikasi Cek Status Gizi Online

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Tahukah Anda bagaimana status gizi Anda saat ini? Apakah tubuh sedang mengalami kurang gizi, atau pas, atau berlebih? Status gizi seseorang ini penting untuk mengetahui asupan apa yang harus dipenuhi saat ini. Bagi petugas posyandu, platform tersebut penting untuk mendeteksi dini stunting yang jumlah makin banyak sebagai dampak pandemi covid-19.

Bagaimana mengetahui status gizi itu? Biasanya dengan pemeriksakan diri ke dokter. Namun, saat ini Anda bisa cek sendiri.

IPB University dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) bersama tim Linisehat berhasil menciptakan sebuah platform online untuk mengecek status gizi seseorang. Platform online ini dimotori oleh Prof Hardinsyah.

Baca juga  KPU Sowan Diskominfo Kabupaten Bogor, Kolaborasi Sukseskan Pemilu dan Pilkada 2024

“Kami sangat bangga dengan Prof Hardinsyah yang selalu produktif dengan perangkatnya. Selamat untuk Prof Hardinsyah dan tim atas keberhasilanya dalam membuat perangkat lunak penilaian status gizi. Semoga semakin bermanfaat secara lebih luas lagi,” ungkap Prof Dr Arif Satria, Rektor IPB University dalam kegiatan Launching Aplikasi Cek Status Gizi Online, dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Jumat (5/2/2021).

Prof Arif menambahkan bahwa aplikasi ini merupakan bagian dari edukasi gizi untuk masyarakat. Edukasi terkait kesehatan dan gizi bagi masyarakat luas sangat penting agar Indonesia menjadi bangsa yang sehat.

Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan dan produktivitas masyarakatnya. Ia mengajak masyarakat untuk ikut memanfaatkan aplikasi ini.

Baca juga  IPB University Luncurkan Inovasi Green Fashion Sawit Ramah Lingkungan  

Menurutnya, IPB University akan selalu mendukung program pemerintah terkait penurunan angka stunting.

Gerakan bersama antar perguruan tinggi dan pemerintah akan efektif di akar rumput. Selain itu perlu juga inovasi berupa pendampingan oleh perguruan tinggi dan pemerintah daerah.

Dikatakannya, pendampingan oleh mahasiswa bisa dihitung sebagai Satuan Kredit Semester (SKS) seperti kuliah.
Sementara Prof Hardinsyah mengungkapkan bahwa aplikasi ini merupakan salah satu langkah kecil perguruan tinggi dan ahli gizi dalam upaya penurunan angka stunting.

Kolaborasi antar perguruan tinggi diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini. Selain itu juga dibutuhkan kerjasama yang baik antar semua pihak baik di pusat dan daerah.

“Saya optimis bahwa angka stunting ini bisa diturunkan saat semua pihak mau bergerak bersama. Mahasiswa yang sudah terintegrasi dengan program Kampus Merdeka juga bisa diturunkan untuk mendampingi masyarakat. Kuncinya kita harus punya data realtime. Aplikasi ini merupakan salah satu langkah awal saja untuk melakukan gerakan kolaborasi,” ungkap Prof Hardinsyah. [] Admin

Baca juga  Tajurhalang Tempat Wisata Belanja Sparepart Roda Dua Terlengkap se-Nasional 
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top