Insiden Keracunan MBG di Kota Bogor Jadi Wake-Up Call, Karina Soerbakti Dorong Evaluasi Total
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Menanggapi insiden keracunan makanan yang menimpa sejumlah siswa di Kota Bogor akibat konsumsi makanan dari dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang berasal dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bosowa Insani, Anggota DPRD Kota Bogor dari Komisi IV, Karina Soerbakti, bersama jajaran dewan serta instansi terkait, melakukan kunjungan langsung ke lokasi sebagai bagian dari fungsi pengawasan DPRD.
“Kami sangat menyesalkan terjadinya insiden ini yang berdampak pada kesehatan para siswa. Kami turut prihatin atas kondisi yang dialami para korban dan keluarganya,” ujar Karina Kamis (8/5/2025).
Ia menegaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah memastikan seluruh siswa yang terdampak mendapatkan penanganan medis yang optimal dan dapat segera pulih.
Karina menyatakan bahwa DPRD dan Pemerintah Kota Bogor mendukung penuh program-program pemerintah pusat, khususnya yang berkaitan dengan penyediaan layanan gizi dan kesehatan bagi pelajar. Namun, insiden ini harus menjadi wake-up call bagi semua pihak untuk memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) dan meningkatkan standarisasi keamanan pangan di lingkungan pendidikan.
Dalam kunjungan tersebut, tim pengawasan menemukan bahwa dapur penyedia makanan memiliki beberapa aspek yang belum memenuhi standar higienitas. Meski demikian, pihak yayasan telah menerima masukan dengan terbuka dan menunjukkan kesiapan untuk menindaklanjuti temuan tersebut dengan langkah-langkah perbaikan yang konkret dan cepat.
Karina mendorong Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, BPOM, SPPG, serta pihak yayasan untuk melakukan investigasi menyeluruh yang berbasis data. “Kami di DPRD akan terus mengawasi proses ini agar seluruh warga, terutama anak-anak, mendapatkan layanan yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih aman,” tegasnya.
Sebagai penutup, Karina mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan peristiwa ini sebagai momentum evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan pangan di sekolah. “Mari kita fokus pada solusi dan perbaikan sistem yang berkelanjutan, tanpa saling menyalahkan,” tutupnya. [] Hari