Kab. Bogor

Harga Telur Naik Tajam, Ini Kata Pakar Peternakan IPB

Prof Niken Ulupi, Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Harga telur melonjak lagi. Harga yang biasanya di tingkat pengecer sekitar 22 ribu rupiah sampai dengan 25 ribu rupiah, saat ini mencapai 30 ribu rupiah per kilogramnya.

Kejadian naiknya harga ini menurut Prof Niken Ulupi, Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, hampir setiap tahun terjadi, terutama di akhir tahun menjelang perayaan natal dan tahun baru. Tahun ini, di masa pandemi peningkatannya lebih tajam dari tahun-tahun yang lalu.

“Kondisi ini terjadi hampir merata di seluruh wilayah Indonesia,” kata Prof Niken Ulupi, dallam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Kamis (24/12/2020).

Prof Niken menambahkan kenaikan harga telur juga dipicu oleh adanya beberapa faktor pendukung, seperti adanya peningkatan konsumsi telur di tahun 2020. Di masa pandemi ini, konsmsi telur naik dari 14.7 kg/kapita menjadi 18.7 kg/kapita (data dari Asosiasi Peternakan Ayam Petelur Nasional, 2020). Peningkatan permintaan ini tentu saja berdampak pada peningkatan harga telur.

Baca juga  Gudang Farmasi Dinkes Kabupaten Bogor Optimal dengan “Si Oke”

Selain itu menjelang akhir tahun 2020 ini, terjadi lonjakan harga bibit ayam petelur. Sebelumnya harga Day Old Chicken (DOC) ayam petelur berkisar Rp 7000/ekor, sekarang harga DOC mencapai Rp 17.000/ekor. Pemicu lainnya juga adalah adanya peningkatan bahan baku pakan impor, yang mencapai 40 persen.

“Untuk itu, agar harga telur di tingkat pengecer tetap stabil, perlu adanya evaluasi regulasi mengenai prediksi dan pengadaan kebutuhan bibit ayam petelur. Ini penting dievaluasi agar bisa diantisipasi adanya kenaikan permintaan konsumsi masyarakat terhadap telur konsumsi. Selain itu  yang perlu dievaluasi adalah regulasi tentang larangan penjualan telur hatching egg ayam broiler (telur tertunas) fresh sebagai telur konsumsi,” ujarnya.

Baca juga  Berbekal Jamkesda, Rumah Sakit di Jakarta Tolak Operasi Warga Kabupaten Bogor

Pada dasarnya, terjadinya perubahan harga telur adalah karena adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand telur. Selain itu, distribution channel penjualan telur juga masih cukup panjang. Selama ini masih melalui broker atau trader telur, seharusnya langsung ke retailer biar sedekat mungkin dengan konsumen. [] Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top