Kab. Bogor

Dosen IPB: Bisnis Jamur, Mudah dan Menjanjikan

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA –  Bisnis jamur mudah dilakukan dan sangat menjanjikan. Hal ini dikemukakan Ivan Permana Putra, SSi, MSi, dosen IPB University dari Departemen Biologi, FMIPA, dalam webinar Bio-preneurship 2020, yang diselenggarakan IPB University bersama Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio), Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Minggu (4/10/2020).

Dalam rilis IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Senin (5/10/2020) Ivan mengatakan, budidaya jamur merupakan suatu bisnis yang sangat menjanjikan. Selain perawatannya tergolong mudah, beberapa jenis jamur memiliki nilai jual yang sangat tinggi dan bisa dipanen 2-4 kali.

“Pembibitan jamur konsumsi seperti jamur merang, tiram, dan lainnya, memerlukan induk yang terbaik serta media baglog yang baik pula. Selain itu penggunaan alat autoklaf diperlukan untuk sterilisasi media, dimana tidak semua petani pemula dalam usaha jamur memilikinya. Namun, hal ini dapat diakali dengan bermodal kompor untuk menjadi higienitas media. Kalau bisa kita buat kenapa tidak,” ungkapnya.

Baca juga  Wabup Bogor: Jalur Khusus Truk Tambang Sulit Dilaksanakan  

Untuk memperoleh bibit yang unggul, petani biasanya melakukan pendekatan uji silang spora dari beberapa jamur sehingga memperoleh indukan yang terbaik. Dalam pembibitan, pembuatan media baglog juga dapat diinovasikan dengan berbagai macam sumber hara bagi jamur, tak terbatas pada jewawut atau serbuk gergaji saja.

Media baglog dapat disubstitusikan dengan biji-bijian seperti jagung atau sorgum, ampas teh, daun pisang kering, atau limbah aren. Namun serbuk gergaji merupakan sumber nitrogen paling baik bagi jamur. Langkah selanjutnya adalah memfermentasikan media baglog agar kualitas jamur menjadi lebih baik serta memperhatikan faktor lingkungannya seperti suhu, kelembaban, aerasi, dan substrat.

“Kita harus memberikan kondisi yang pas untuk mereka tumbuh,” tuturnya.  Bagi pemula, ia menjelaskan bahwa sudah banyak petani jamur lainnya yang menjual media baglog hingga media yang telah diinokulasikan dengan jamur yang dijual baik di pasar maupun secara online. Harganya bervariasi mulai dari Rp 3.500 hingga Rp 7000. Namun ia mengingatkan bahwa bagi petani muda untuk tidak tertipu dengan harga jual media baglog yang terlalu tinggi karena dalam berbisnis jamur, harus memperhitungkan nilai efisiensi,  yakni membandingkan jumlah modal dan harga jual pasca panen.

Baca juga  Prodi THP IPB, Trendsetter Bidang Teknologi Hasil Perairan di Indonesia

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah umur simpan jamur yang tergolong singkat, sehingga dalam dua hari pun kualitas jamur mudah berubah. Sehingga petani harus berinovasi dengan mengolah sisa jamur menjadi produk olahan lainnya ataupun mencari rekanan.

Dengan menggunakan prinsip seni dan edukasi, selain menjadi penganan, jamur juga dapat dijadikan mahakarya. Menjadi gantungan kunci, pajangan resin, atau lukisan misalnya, dapat menjadi bentuk bisnis jamur lain yang menguntungkan. Beberapa karya mahasiswa berupa lukisan dari jejak spora jamur yang diolah ulang secara digital maupun secara tradisional dapat pula bernilai tinggi sebagai oleh-oleh bila dilakukan kerjasama dengan obyek wisata atau tourist guide. [] Admin

Baca juga  Dosen IPB Temukan Masker Spirulina Kolagen, Aktif Hilangkan Jerawat
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top