Kab. Bogor

Dokter Jantung RSUD Ciawi sebut Penyakit Jantung Kini juga Menyerang Usia Produktif

BOGOR-KITA.com, CISARUA – Dokter Jantung Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi, Bimo Bintoro menyebut kasus kematian akibat penyakit jantung di Indonesia setiap tahunnya meningkat, sekitar 18 persen karena serangan jantung akut.

Menurutnya, angka kematian yang tinggi karena penyakit jantung, membuat dunia konsen akan hal ini.

“Makanya ditetapkan pada 29 September memperingati Hari Jantung Sedunia, intinya agar semua pihak konsen akan banyaknya kematian karena penyakit jantung,” kata dr. Bimo kepada wartawan.

Lanjut dia, perlu semua pihak dalam mengedukasi dan mengingatkan tentang pentingnya pendidikan tentang penyakit kardiovaskular.

“Kita tidak mungkin bergerak sendiri, butuh stakeholder di sekitar kita,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, walaupun dengan makin canggihnya alat, masyarakat semakin teredukasi, sehingga sadar untuk mendeteksi penyakit jantung, seperti serangan jantung, koroner jantung, penyakit bawaan dan lain-lain. Namun angka kematian setiap tahun terus meningkat.

Baca juga  1000 Lebih Buruh Kumpul di Cibinong, Ada Hiburan dan Doorprize

“Tingkat kematian 35 persen, sekitar 18 persen karena serangan jantung akut,” terangnya.

Ia menambahkan, faktor penyebab penyakit jantung sendiri bisa karena gaya hidup, pola makan, seperti pemesanan makanan online, dan budaya mager menjadi salah satu penyebab.

“Kurang bergerak karena semua bisa dilakukannya di rumah, pesan itu pesan ini bisa sambil tiduran, ini bagian dan faktor penyebab penyakit jantung,” ungkapnya.

Sementara, dari data yang ada pada lima tahun kebelakang kasus penyakit jantung ini lebih banyak menyerang pria dibawah 55 tahun diatas 40 tahun, dan perempuan di bawah 65 tahun.

“Tetapi beberapa tren sekarang yang kita temui, sudah banyak kurang dari 40 tahun sudah terkena serangan jantung,” ungkapnya.

Baca juga  Harga Ikan Mas Meroket, Pemilik Pemancingan di Kemang Menjerit 

Paling mencengangkan, ada pasien penyakit jantung usianya baru 24 tahun,”Terakhir di RSUD Ciawi ada 24 tahun, sudah kena struk di 22 tahun, dan diumur 24 tahun kena serangan jantung,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, dr. Andrew E.P Sunardi specialis Jantung RSPG Cisarua menjelaskan, penting adanya edukasi kepada masyarakat, tenaga kesehatan, dan masyarakat pada umumnya, terutama pada bantuan hidup dasar.

“Itu penting sekali untuk menyelamatkan nyawa. Seperti yang kita ketahui, memang ada beberapa kejadian akhir-akhir ini, ada atlet yang meninggal dunia karena bantuan hidup dasar yang kurang baik,” ujar dr. Andrew

Untuk itu, sebagai negara pada umumnya, dan komunitas terkecil sampai keluarga bisa mengetahui bantuan hidup dasar dengan baik.

Baca juga  Dosen IPB: Wabah PMK pada Ternak Tidak Terlalu Bahaya untuk Manusia

“Supaya angka kematian akibat jantung bisa menurun,” ucapnya.

Ia menyebut, pertahun angka kematian akibat jantung di Indonesia ada sekitar 200 ribu,”Semoga bisa menurun,” tandasnya. [] Danu

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top