Kab. Bogor

Dirjen Pendidikan Vokasi di IPB: Teaching Factory, Kunci Sukses Pendidikan Vokasi

Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dr Wikan Sakarinto

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Teaching factory/teaching industry atau  konsep pembelajaran berbasis produksi,  kunci sukses pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi itu sendiri  merupakan bagian dari target besar Indonesia untuk menciptakan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berdaya saing global, unggul dalam menghasilkan produk berkualitas.

Hal ini  dikemukakan Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dr Wikan Sakarinto saat menjadi keynote speaker dalam Webinar Seri 1 “Teaching Factory Paradigm: Key Success Factors” yang diselenggarakan Sekolah Vokasi IPB University dan Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI), Rabu (3/3/2021).

“Salah satu strategi dari teaching factory/teaching industry adalah SDM tersebut harus memiliki mindset yang berubah, harus kreatif dan inovatif serta mengikuti perkembangan dan perubahan zaman,” Dr Wikan Sakarinto dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Kamis (4/3/2021).

Baca juga  Tekan Penyebaran Covid-19, Muspika Cijeruk Terus Gelar Operasi PPKM

Direktur Mitras Dunia usaha dan dunia Industri (DUDI), Dr Ahmad Saufi mengatakan bahwa kondisi umum urgensi teaching factory yaitu adanya demand (kebutuhan industri) dan supply (pendidikan vokasi). “Tentu dengan harapan dapat memperkuat pendidikan vokasi melalui teaching factory,” ujarnya.

Prof M Sigit Darmawan selaku Ketua Umum Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia mengatakan bahwa beberapa hal yang perlu diidentifikasi untuk mendirikan teaching factory adalah market demand yaitu berdasarkan kebutuhan daripada pasar. Yang kedua adalah resource, terutama human resource, yang ketiga adalah support.

Sementara itu, narasumber lainnya Antonius Joenoes Supit, Ketua Bidang Tenaga Kerja dan Hubungan Industri, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyampaikan pandangan serta pengalamannya bahwa proses sistem pendidikan vokasi khususnya di Jerman, berlangsung selama berabad-abad.

Baca juga  Satpol PP Kabupaten Bogor Segel Galian di Sungai Cipinang Rumpin

Artinya tidak hanya satu atau dua tahun. Hingga akhirnya pada tahun 1970 pemerintah Jerman menjadikan satu sistem yang resmi dan mengeluarkan undang-undang vokasi.

Pendidikan vokasi itu baik di Jerman, Eropa, Jepang, Cina termasuk Amerika pun di akhir masa pemerintahan Trump menyelenggarakan program dengan target lima juta orang dalam lima tahun.

Diyakini bahwa pendidikan vokasi akan dijadikan economic strategic yang akan membuat sumberdaya manusia suatu bangsa menjadi betul-betul qualified, mendapatkan premium worker sehingga bisa bersaing dalam globalisasi, dan akan memberikan masa depan yang cerah untuk generasi muda.

“Dengan adanya teaching factory, tidak ada faktor adaptasi lagi. Rasio di Jerman dari 2,9 juta industri, hanya bisa melakukan sistem vokasi kurang lebih 488 ribu. Yang bermitra adalah SMK. Hanya sembilan ribu SMK dimana rata-rata satu SMK bermitra dengan sekitar 50 industri.” terangnya.

Baca juga  Sekda Syarifah Sambangi Ibu-Ibu Jahit Potongan Perca Jadi Produk Berdaya Jual

Selanjutnya, Dr Arief Daryanto, Dekan Sekolah Vokasi IPB University memberikan penjelasan tentang teaching factory. Menurutnya, teaching factory merupakan salah satu konsep pembelajaran yang mengintegrasikan tiga poin penting yaitu penelitian, inovasi dan kejuruan.

“Pendidikan yang efektif untuk meningkatkan kelulusan kompetensi. Sebuah sintaksis baru dari model teaching factory dikembangkan berdasarkan tiga prinsip mode pembelajaran berbasis pembelajaran produksi sistem ganda Teaching Factory. Jika trust sudah terbangun maka kerjasama bisa diperluas,” jelasnya. [] Admin

 

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top