Kota Bogor

Buka Musrenbang, Bima Arya Minta Dinkes Susun Skema Antisipasi Kondisi Terburuk  

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya memberikan sambutan sekaligus arahan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Kota Bogor tahun 2021 melalui saluran konferensi video dari kediaman pribadinya, Selasa (21/4/2020).

Dalam kesempatan tersebut, tampak mengikuti jalannya kegiatan secara online Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim, Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pimpinan BUMD hingga camat dan lurah se-Kota Bogor dari lokasi yang berbeda-beda.

Bima Arya mengatakan, musrenbang kali ini diselenggarakan dengan suasana yang sangat berbeda. Menurut dia, belum pernah ada dalam sejarah melaksanakan kegiatan dengan pola seperti ini.

Baca juga  Bima Arya: ICMI Sebagai Wadah Perjuangan Umat

“Bahwa ini saat-saat yang sulit, ini adalah ujian yang maha berat bagi kita semua. Karena itu saya ingin mengajak yang pertama kali kepada bapak ibu semua untuk hope for the best and prepare for the worst. Artinya mari kita selalu berharap yang terbaik tetapi selalu bersiap-siap juga untuk yang terburuk,” ungkap Bima.

Ia menjelaskan, keputusan yang tepat selalu lahir dari data yang akurat. Sebaliknya, kebijakan yang tidak tepat itu biasanya lahir dari data yang tidak akurat. “Oleh karena itu, saya ingin mengajak kepada semua agar kita menyiapkan kondisi kita untuk menghadapi hal terburuk. Semua harus berbasiskan data, semua harus berdasarkan fakta,” katanya.

Baca juga  Pemkot Bogor Bangun 2.584 Fasilitas Cuci Tangan

Bima Arya kemudian meminta Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk menyusun model simulasi mengantisipasi kondisi terburuk 2-3 bulan kedepan atau bahkan 6 bulan kedepan. “Dinkes agar membuat simulasi ini sehingga kita bisa memprediksi ketika peak (puncak -red) terjadi di bulan Mei ataupun bulan Juni, apa yang kita butuhkan, tenaga medis kita seperti apa, alat kesehatan kita seperti apa, dan infrastruktur rumah sakit kita seperti apa. Ini saya kira sangat-sangat penting,” jelas Bima.

“Bisa dilihat DKI Jakarta dan Jawa Barat sudah melakukan ini dengan sangat bagus sehingga bisa mengantisipasi peak-nya kapan. Jadi kalau peak-nya Mei atau Juni, kita sudah siap dengan skenario terburuk,” pungkasnya. [] Admin/Prokompim

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top