Kota Bogor

Rapid Test Positif, 51 Karyawan RSUD Kota Bogor Tunggu Hasil Swab PCR

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Hasil pemeriksaan rapid test di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor sebanyak 51 karyawan RSUD dinyatakan positif Covid-19.

Kelimapuluhsatu karyawan RSUD Kota Bogor itu mulai melakukan isolasi mandiri pada Selasa (21/4/2020) hingga menunggu pemeriksaan swab test untuk meyakinkan apakah benar positif Covid-19 atau tidak.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim memastikan karyawan penunjang atau non medis RSUD Kota Bogor tetap bekerja normal tanpa pemberlakuan Work From Home (WFH) dengan adanya kejadian ini. Meski begitu persiapan Alat Pelindung Diri (APD) belum sepenuhnya siap karena kelangkaan barang di pasaran.

“Saya mendapat laporan dari Dirut RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir, menyatakan bahwa dari 800 tenaga kesehatan yang diperiksa rapid test diperoleh hasil 51 tenaga kesehatan (nakes) reaktif atau positif, hari ini akan kami cek PCR swab dan diupayakan Jumat sudah ada hasilnya, serta berharap semoga semua negatif PCR nya. Jadi masih belum bisa dikatakan positif Covid-19, namun tetap kami lakukan karantina di sebuah hotel di Bogor,” ungkap Dedie kepada wartawan, Rabu (22/4/2020).

Baca juga  Peringati HUT ke-73, Komandan Yonif 315/Garuda Gelar Doa Bersama

Dedie menjelaskan, dari 51 yang reaktif, adalah tenaga medis dan penunjang, yang bertugas di luar pelayanan Covid-19. Dari analisa tim, jika hasil swab nantinya positif, analisanya paparan bisa terjadi di saat melayani pasien-pasien yang Orang Tanpa Gejala (OTG) dirawat jalan, kamar operasi, atau dari luar ketika pulang.

“Karena pasti di Kota Bogor sudah 34 kelurahan masuk kategori red zone, jadi banyak ODP dan OTG, makanya kenapa PSBB sangat penting dilakukan. Di sini perlu kedisiplinan masyarakat menjadi pertaruhannya,” tuturnya.

Dedie menjelaskan, salah satu antisipasinya adalah semua tenaga kesehatan dan penunjang harus dilengkapi APD. Namun APD itu barang langka khususnya yg kualitas medis atau medical grade. Untuk petugas medis RSUD dibutuhkan 112 buah APD perhari atau 3.500 APD per hari.

Baca juga  Prof Wiku Bantah Keras Ada Chip Dalam Vaksin

“Dengan kejadian seperti ini kita perlu menambah APD bahkan untuk hampir semua pegawai non medis dan penunjang. Termasuk menghentikan semua layanan non Covid-19 di RSUD sampai keadaan lebih aman. Non medis untuk management RS agak berbeda dengan ASN bidang lain, tenaga mereka pasti sangat dibutuhkan disaat ini,” jelasnya.

Dedie menuturkan, hampir mirip dengan kasus di Jawa Tengah yang menurut gubernur, setiap pasien harus jujur dengan kondisi medisnya saat berhadapan dengan petugas front liner.

“Di satu sisi lain APD medis dan non medis harus kualitas yang sama karena saat ini resiko yang dihadapi sama,” pungkasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top