BPJS Ketenagakerjaan Jadi Pilar Ketahanan Sosial di Tengah Badai Global
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Di tengah terpaan badai ekonomi global yang belum reda, BPJS Ketenagakerjaan tampil sebagai garda depan perlindungan sosial bagi jutaan pekerja Indonesia. Ketika ketidakpastian menghantui pasar dunia dan tekanan eksternal seperti kebijakan tarif Amerika Serikat menghantam sektor ekspor nasional, lembaga ini terus menguatkan fondasi ketahanan sosial dan ekonomi bangsa.
Dalam Sarasehan Ekonomi yang berlangsung di Menara Mandiri Jakarta pada 8 April 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menekankan pentingnya membangun kemandirian ekonomi nasional. Di hadapan para pelaku industri dan pengambil kebijakan, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia harus tetap optimistis dan tidak gentar menghadapi tantangan global. Ia menyebut kolaborasi lintas sektor sebagai kunci dalam memperkuat daya tahan ekonomi bangsa.
Pesan itu disambut dengan langkah konkret oleh BPJS Ketenagakerjaan. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo, menyatakan lembaganya siap menjalankan peran strategis dalam menjaga stabilitas sosial ekonomi, khususnya bagi para pekerja yang rentan terdampak dinamika global. Menurutnya, Indonesia sebagai negara besar memiliki potensi dan sumber daya yang cukup untuk menjadikan setiap krisis sebagai peluang.
“Kondisi ekonomi global memang menantang, namun Indonesia adalah bangsa besar dengan sumber daya yang melimpah. Dengan kerja sama yang solid, kami optimistis bahwa kita dapat mengubah tantangan ini menjadi peluang untuk kemajuan bersama,” ujar Anggoro dalam pernyataan tertulisnya yang diterima media ini, Rabu (23/4/2025).
Komitmen itu diwujudkan melalui tiga program andalan: Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Ketiganya menjadi jaring pengaman yang tidak hanya memberikan bantuan tunai saat pekerja kehilangan mata pencaharian, tetapi juga menawarkan pelatihan dan akses informasi pasar kerja untuk mendukung transisi ke pekerjaan baru. Perlindungan menyeluruh ini menjadi fondasi ketenangan bagi para pekerja dalam menghadapi ketidakpastian.
Anggoro menegaskan bahwa keberadaan BPJS Ketenagakerjaan bukan semata-mata sebagai pengelola dana jaminan, tetapi sebagai institusi strategis yang menjaga keberlangsungan hidup dan produktivitas pekerja Indonesia, dari sektor formal hingga informal. Menurutnya, produktivitas ekonomi hanya akan tercapai jika pekerja merasa aman secara sosial.
Optimisme terhadap ketahanan ekonomi nasional juga datang dari Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa. Ia menyebut bahwa meski terdapat sedikit penurunan dalam Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), yakni dari 127,2 pada Januari 2025 menjadi 126,4 pada Februari 2025, angka tersebut masih menunjukkan posisi optimistis.
“Indikator ini memperlihatkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi tetap tinggi, dan ini menjadi sinyal positif untuk kelangsungan pertumbuhan ekonomi ke depan,” ujar Purbaya.
Di level daerah, peran BPJS Ketenagakerjaan juga terasa nyata. Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bogor Kota, Dian Agung Senoaji, menyampaikan bahwa perlindungan jaminan sosial tenaga kerja bukan lagi sekadar kebutuhan, tetapi menjadi fondasi utama dalam menjaga stabilitas masyarakat dan produktivitas nasional.
“Dalam situasi ekonomi global yang penuh tantangan, kehadiran BPJS Ketenagakerjaan bukan hanya memberikan rasa aman bagi pekerja, tapi juga memperkuat daya tahan keluarga mereka,” ujar Dian.
BPJS Ketenagakerjaan juga aktif menjalin kolaborasi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan komunitas pekerja untuk memperluas cakupan perlindungan dan literasi jaminan sosial. Salah satunya adalah program edukasi “Kerja Keras Bebas Cemas” yang menyasar para pekerja sektor informal dan pelaku UMKM. [] Info BPJS TK