Regional

Bonus Demografi – Geografi dan Edukasi, Modal Utama Jabar untuk Maju

BOGOR-KITA.com, BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyebut Jabar memiliki bonus geografi dan bonus demografi yang menjadi modal utama untuk maju.

Dua bonus ini jika diselaraskan akan menjadi kombinasi dan komposisi memadai untuk melakukan kreativitas, inovasi, dan kolaborasi.

Bonus geografi, Jabar ditakdirkan memiliki tanah subur, curah hujan mencukupi dengan banyak sumber air dari hulu ke hilir. Sementara bonus geografi sebagian besar warga Jabar saat ini ada pada usia produktif sampai era 2030 nanti.

Ada satu bonus tambahan yakni bonus edukasi, di mana banyak perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang jadi rujukan nasional.

Tak ingin menyia-nyiakan, Pemda Provinsi Jawa Barat terus berupaya memanfaatkan tiga bonus tersebut untuk mendongrak ekonomi dari sektor pertanian. Ini lah dasar Pemda Provinsi menginisiasi program Petani Milenial.

Baca juga  Pilpres di Jabar: Suara Prabowo Naik 1,8 Juta, Jokowi 1,2 Juta

“Kita harus memanfaatkan potensi di Jawa Barat baik sumber daya alam dan manusia. Perpaduan keduanya dalam bidang pertanian, salah satu daya ungkit meningkatnya ekonomi di Jabar,” ujar Uu Ruzhanul saat seminar “Transformasi Petani Jawa Barat Bersama Petani Milenial yang Inovatif dan Kekinian” secara virtual, dari Rumah Singgah Wakil Gubernur, di Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (7/10/2021).

Pak Uu menghendaki kemajuan teknologi di sektor pertanian. Dirinya mendorong para teknokrat dan inovator untuk terus menghadirkan akselerasi kemajuan teknologi pertanian.

“Potensi pertanian luar biasa. Di Jabar banyak lahir teknokrat pertanian, banyak perguruan tinggi favorit. Perpaduan intelektual dan sumber daya alam maka lahir petani Milenial,” katanya.

Baca juga  Stok Pupuk Bersubsidi di Karawang Musim Tanam 2020 Aman

Pun menggali potensi ekonomi dalam sektor pertanian dengan menggaet kalangan milenial, juga dalam rangka bangkit dari dampak pandemi COVID-19. Di satu sisi Pemda Provinsi Jabar juga memiliki program Santri Tani (Santani).

Dengan begitu, Petani Milenial dan Santani diharap mampu meminimalisasi masalah pertanian seperti produktivitas pertanian, regenerasi petani, kebutuhan lahan, hingga ilmu dan teknologi pertanian.

“Pertanian harus meningkatkan ekonomi, dan meningkatkan taraf hidup para pelakunya,” ujarnya. [] Hari/Humas Jabar

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top