Kab. Bogor

Bojongkulur Resmi menjadi Desa Wisata 

BOGOR-KITA.com, BOGOR –  Desa Bojongkulur resmi ditetapkan sebagai Desa Wisata. Penetapan itu dilakukan Direktur Standardisasi Kompetensi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dalam sebuah acara peresmian di desa tersebut pada Sabtu (18/6/2022) pagi.

Untuk kategori desa, Bojongkulur merupakan sebuah desa dengan penduduk terpadat di Indonesia. Populasinya mencapai 70.000 jiwa lebih, tersebar di 41 RW.

Karena itu, menjadikan Bojongkulur sebuah desa wisata dinilai banyak pihak sebagai langkah  tepat yang ditempuh Kepala Desa Bojongkulur, Firman Riansyah, dan jajarannya.

Hal ini juga sejalan dengan masifnya upaya pemerintah mendorong pengembangan destinasi wisata berbasis masyarakat dan kearifan lokal.

Salah satu potensi  wisata yang telah dikembangkan warga Desa Bojongkulur adalah destinasi wisata kuliner  di Dermaga6, Vila Nusa Indah 3 Blok KD, RT.06 RW 36. Destinasi wisata ini berlokasi di tepi Sungai Cikeas.

Bertempat di Dermaga6 inilah acara peresmian Bojongkulur sebagai Desa Wisata berlangsung. Menandai peresmian itu, Direktur Standardisasi Kompetensi Kemenparekraf Titik Lestari sekaligus juga melakukan launching wisata “Susur Sungai Cikeas”.

Peresmian ditandai dengan penyerahan dayung kepada ‘pemandu wisata’ dan pelepasan tali perahu. Dan dilanjutkan dengan kegiatan Susur sungai. Susur sungai ini akan menjadi salah satu destinasi wisata andalan Desa Bojongkulur.

• Adaptasi, Kolaborasi,  Inovasi

Dalam sambutannya, Direktur Standardisasi Kompetensi Kemenparekraf, Titik Lestari, mengingatkan kepada para pengelola desa wisata, bahwa pengembangan desa wisata harus memperhatikan tiga hal. Yakni adaptasi, kolaborasi, dan inovasi.

“Adaptasi terkait dengan potensi yang dimiliki desa wisata, termasuk di dalamnya adalah keunikan yang harus ditonjolkan. Sementara kolaborasi harus dibangun dengan berbagai pihak agar upaya pengembangan desa wisata mendapat dukungan sarana dan prasarana. Adapun inovasi sudah dicontohkan oleh destinasi wisata kuliner di Dermaga6 di mana dapur Untuk menyajikan masakan berada di rumah sejumlah warga,” papar Titik Lestari.

Titik berharap pengelola Desa wisata dapat memulai pengembangan destinasi wisata berbasis masyarakat dari hal terkecil dulu. Selanjutnya dikembangkan menjadi destinasi yang  lebih luas lagi.

Baca juga  Dukung Karsa Bogor Berkeadaban, Kecamatan Nanggung Hadirkan Inovasi Surat Cinta Bogor Berkeadaban di Tengah Masyarakat

Dia mencontohkan Dermaga6. Pengelola Desa Wisata Bojongkulur diharapkan bukan hanya mengembangkan destinasi wisata kuliner, tetapi harus mampu  menjadikan Dermaga6 sebagai  tempat pertemuan dan event lain dalam skala lebih  besar.

Dia berharap apa yang sudah dimulai oleh Desa Wisata Bojongkulur  bisa membuka informasi ke khalayak umum, bahwa banyak desa sesungguhnya memiliki potensi untuk mengembangkan destinasi wisata. “Media massa dapat menggaungkannya, sehingga keberadaan desa wisata menggaung ke tingkat  nasional dan internasional,” ujar Titik penuh harap.

Menurut Titik, saat ini  desa wisata menjadi tren kunjungan wisatawan domestik maupun  mancanegara. Agar lebih dikenal, Titik menyarankan agar  pihak pemerintah maupun swasta  diajak bekerjasama.

Kerjasama yang dibangun bisa dalam banyak rupa. Satu di antaranya   saat ada kegiatan yang melibatkan banyak peserta,  mereka bisa mengarahkan pesertanya berkunjung ke desa wisata. “Misalnya ke Desa Wisata Bojongkulur, di mana destinasi wisata yang dikembangkan di sini  lebih mengutamakan kelestarian lingkungan hidup,” jelas Titik.

Sementara itu, Bupati Bogor yang diwakili Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Reynaldi, menilai pentingnya masyarakat menjadikan sungai sebagai sahabat.

Dia juga mengingatkan agar gerakan menjadikan sungai sebagai sahabat masyarakat dapat diikuti oleh semua pemerintah daerah, khususnya yang berdampingan dengan Kabupaten Bogor, seperti Kota Bekasi.

“Saya berharap semangat warga  Kabupaten Bogor, termasuk warga Bojongkulur, untuk mulai  menjadi  sahabat alam agar disambut daerah tetangga. Untuk itu,  pemerintah pusat harus turun karena kewenangannya ada di mereka. Jangan sampai “negara” tetangga tidak mendukung,” ujar Reynaldi.

Dukungan ini dinilai perlu agar  dermaga yang telah dikembangkan sebagai destinasi wisata oleh Desa Bojongkulur  bisa terus terjaga dan termanfaatkan dengan baik. Sehingga keindahan Sungai Cikeas lebih maksimal terlihat.

“Siapa sebenarnya yang mempunyai kewenangan penuh atas sungai ini?  Sehingga dermaga wisata yang dikembangkan ini bisa menjadi pilot project bagi desa lain. Kalau jadi sahabat, sungai tidak akan galak,” ujar Reynaldi.

Baca juga  Aksi Penggalangan Dana untuk Korban Kecelakaan Truk Tambang di Rumpin Bergulir

Di akhir sambutannya, Reynaldi mengingatkan pentingnya masyarakat mengubah pola pikir bahwa alam bukan ancaman, namun bisa menjadi sahabat masyarakat.

Antoni Pasaribu yang mewakili Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, mengemukakan bahwa tim dari jajaran kementeriannya ikut turun dalam acara peresmian ini. “Nantinya acara ini akan kami tayang di YouTube,” ungkapnya ringkas.

Adapun Kepala Desa Bojongkulur, Firman Riansyah, dalam penjelasannya mengatakan bahwa pengelolaan dan pengembangan  desa wisata di desanya mendapat dukungan Dana Desa sebesar  Rp100 juta untuk tahun anggaran 2022.

Dia berharap dalam waktu dekat Bojongkulur sebagai desa wisata mendapat legalitas atau pengesahan Bupati Bogor. “Sehingga kami bisa menindaklanjutinya ke tingkat provinsi dan pusat,” ujar Firman.

Firman mengatakan, dalam pengelolaannya, Desa Wisata Bojongkulur menjadi unit atau anak usaha  Badan Usaha Milik Desa (BUDes) Bojongkulur.

Firman juga menjelaskan prospek pengembangan destinasi wisata di wilayahnya. “Di aliran Sungai Cikeas sudah dan akan kami lebih kembangkan spot-spot transit di setiap dermaga wisata yang dibangun. Masing-masing dermaga akan memiliki keunikan masing-masing.”

Firman mengingatkan masyarakat agar jangan lagi mencaci maki sungai sebagai penyebab bencana seperti banjir. “Mari, kita bersyukur kepada Allah. Karena potensi (sungai)  yang diberikan Tuhan itu sesungguhnya dapat kita manfaatkan dan kembangkan,” tuturnya.

Melalui pencanangan desa wisata ini, Firman juga berharap dapat mengubah perilaku masyarakat dari yang tadinya menganggap sungai sebagai musibah menjadi sungai pembawah berkah ke depan.

“Kita harus ubah pola hidup masyarakat dan lingkungan. Desa Bojongkulur harus ramah, bersih, nyaman, sejuk.
Bila wisatawan suka dengan lokasi wisata di desa kita, maka warga bisa menyediakan  ‘homestay’ nantinya untuk tempat menginap wisatawan.”

“Kenyamanan harus disikapi pengelola agar tidak merugikan wisatawan,” ujar Firman menutup sambutannya.

Dalam acara yang dihadiri sekitar 100 tamu undangan, hadir Kasi Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor serta Camat Gunung Putri.

Baca juga  Pompa Bantuan Ade Yasin Efektif Meminimalisir Banjir Bojongkulur

Turut hadir Anggota Badan Permusyawaratan Desa  Bojongkulur,  Ketua Asosiasi Desa Wisata Kabuparen Bogor, Direktur BUMDes BTM, Ketua RW 36, dan Ketua RT.06/RW 36.

• Wisata Susur Sungai

Ditemui di sela acara, Ketua Desa Wisata Bojongkulur, Puarman, membeberkan  tentang wisata Susur Sungai Cikeas yang potensial dikembangkan di wilayahnya.

“Susur sungai ini  menggunakan perahu karet (river boat). Selain untuk sarana hiburan yang menyenangkan, wisata susur sungai  juga sebagai sarana edukasi dan melatih ketahanan fisik,” papar Puarman.

Mempertajam penjelasannya, Puarman lebih jauh mengemukakan bahwa susur sungai merupakan kegiatan wisata untuk mengenalkan wisatawan tentang ekologi sungai dan karakteristik sungai. Meliputi pengenalan arus air, komponen yang ada di sungai, lingkungan sekitar sungai serta badan sungai.

Manfaat lain wisata susur sungai antara lain sensasi sungai Cikeas nan asri, menumbuhkan cinta sungai. Perjalanan pun aman dari banjir, arus sungai yang tenang dan aman, operator bersertifikat FAJI (Federasi Arung Jeram Indonesia), dan semua peserta dibekali APD (pelampung & helm).

Start susur sungai dari Dermaga 6, dan finish di Dermaga 2, Bendung Koja,
Bojongkulur. Lama perjalanan 1 jam 25 menit. Perahu berkapasitas 5 orang, ditambah satu orang operator.

Batas usia wisatawan susur sungai  di atas 10 tahun. “Dari titik finish kembali ke start disediakan kereta wisata,” jelas Puarman, seraya menambahkan tiket normal Rp.95.000/orang. Namun saat ini tiket dilepas dengan harga promo  Rp.60.000/orang.

Peserta susur sungai mendapat tiket susur sungai senilai 95k, voucher makan di Dermaga6 senilai 20k, dan tiket kereta wisata senilai 15k.

“Lebih mengasyikkan ikut bareng komunitas, group RT/RW, sekolah, kantor,  kelompok pengajian,  keluarga,” tambah Puarman.

Hiburan susur sungai Cikeas ini dilakukan tiap Sabtu / Minggu dan hari libur. Selanjutnya akan direncanakan buka week day sesuai permintaan.
Calon peserta diharapkan mendaftar terlebih dahulu.

Tertarik, Info & Pendaftaran
hubungi WA 081384832227 atau https://bit.ly/DaftarSusurSungaiCikeas

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top