Bima Arya: Gelombang I, Vaksin Sasar 138.000 Warga Kota Bogor
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, bahwa untuk tahap pertama vaksin akan menyasar warga usia produktif dengan rentang usia 18-59 tahun. “Di Kota Bogor jumlahnya (usia produktif) 690.000 jiwa. Namun karena tahap awal vaksinasinya terbatas, difokuskan 20 persen dulu atau sekitar 138.000. Jadi ketika vaksin datang, sudah siap, BPOM juga semua sudah siap, nah 138.000 ini yang duluan (divaksin),” ungkap Bima usai mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau simulasi vaksinasi di Pusekesmas Tanah Sareal, Rabu (18/11/2020).
“Siapa saja itu? Pertama tenaga kesehatan, kemudian yang kedua public servant (pelayan publik), seperti TNI/Polri, guru, ASN dan lain-lain. Pak Jokowi nitip supaya beberapa hal harus disempurnakan seperti tadi Presiden menanyakan kenapa petugasnya tidak pakai sarung tangan,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Bima, Presiden juga menanyakan kapasitas vaksinasi per hari. “Pak Jokowi menghitung kapasitas per harinya berapa karena kan ingin cepat. Tadi kita laporkan satu hari bisa 20-40 per titik. Nah, nanti dilihat lagi dihitung lagi apakah kapasitasnya ditambah, personelnya dan lain-lain. Tapi pak Jokowi sangat fokus pada protokol kesehatan, intinya itu. Beliau juga memastikan adanya cold chain untuk menyimpan vaksin itu,” jelas Bima.
Bima Arya mengaku belum mendapatkan arahan pasti mengenai waktu pelaksanaan vaksinasi. “Diperkirakan kalau yang disampaikan pak Jokowi tadi kalau tidak akhir tahun, ya awal tahun lah. Pertama memastikan barangnya datang dulu kata Pak Menteri Kesehatan barang datang Desember. Tapi kan ada proses macam-macam dari BPOM juga harus ada Emergency Use Authorization (EUA) itu mungkin sampai awal tahun,” bebernya.
Sementara itu, Menkes Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa dalam pelaksanaan simulasi ini turut dipantau oleh WHO untuk melihat apa saja yang mesti jadi evaluasi ketika vaksin itu sudah benar-benar hadir di tanah Air.
“Selain Pak Wali Kota juga ada dari WHO ikut memantau supaya originalitas kita di dalam melakukan simulasi itu sesuai fakta apa yang akan kita lakukan. Dan itu menjadi sorotan dunia karena apa yang kita lakukan adalah faktanya ini. Kita terus menyiapkan diri dan terus menerus dilatih. Supaya nanti kalau vaksin itu ada sudah ada, kita tinggal melaksanakan. Supaya tidak kagok, tidak gagap dan kita lakukan latihan terus dan kami berkoordinasi terus dengan segala elemen baik dengan wakil rakyat dengan pemerintah daerah tapi tidak lupa juga dengan WHO kami berkonsultasi,” jelas Terawan.
Terkait vaksin mana yang akan dipakai, Terawan menjawab bahwa vaksin yang dipakai harus ada di daftar yang direkomendasikan oleh WHO. “Ini kan terus dinamikanya dan apa yang dikatakan oleh Bapak Presiden tadi kita akan membeli apa yang di dalam list WHO dan kita konsultasikan dengan WHO terus apa yang paling rasional untuk dibeli. Pasti diumumkan kalau sudah datang,” kata dia. [] Ricky