Berkunjung ke Hitauchi, Cafe Bernuansa Jepang yang Menyediakan Art Activities
Fauzia Ayu Kamila
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB
BOGOR-KITA.com, JAKARTA – Pada Sabtu Sore (1/2/2025), saya melakukan perjalanan dari Bogor – Jakarta untuk menginjakkan kaki di tempat nongkrong yang viral di platform Tiktok. Tempat tersebut menjadi bulan-bulanan bagi orang yang ingin nongkrong ataupun nge-date sambil melakukan art activities yang disediakan cafe tersebut. Konsumen juga dimanjakan dengan tempat yang aesthetic dan menu yang lengkap dan lezat. Hal itulah yang membuat cafe tersebut digemari banyak anak muda salah satunya saya.
Perjalanan dari Bogor menuju cafe tersebut memakan waktu satu setengah jam. Untuk perjalanan dari kota Bogor ke Jakarta tepatnya Jakarta Pusat, saya menggunakan transportasi umum yaitu KRL (Kereta Rel Listrik) agar lebih efisien dan sampai lebih cepat. Setelah menghabiskan kurang lebih 45 menit di kereta, saya pun sampai di stasiun tujuan. Saya turun tepat pada Stasiun Pasar Minggu karena stasiun tersebut merupakan yang terdekat dengan tempat yang ingin saya kunjungi. Sesampainya di Stasiun Pasar Minggu, saya lanjut berkendara dengan motor karena jarak antara stasiun dan cafe tertuju cukup jauh jika berjalan kaki.
Perlintasan untuk keluar dari Stasiun Pasar Minggu sangat padat karena harus melewati rel kereta dan menunggu kereta lewat untuk melakukan pemberhentian di Stasiun Terdekat. “Woy maju itu maju” ucap pengendara yang juga tengah berada dalam kemacetan. Hingar bingar lalu lintas terdengar sangat jelas ditambah dengan suara klakson yang saling bersahutan membuat saya semakin pusing dan mumet. Setelah cukup lama menghadapi kepadatan lalu lintas, hal itu membuat saya kehabisan cukup banyak waktu, padahal di Google Maps hanya perlu 9 menit untuk sampai kesana. Namun untungnya setelah berhasil keluar dari jalan raya Stasiun Pasar Minggu lalu lintas kembali normal dan berjalan dengan lancar. Saya membantu teman saya untuk navigasi ke tempat tujuan dan teman saya yang membawa motor.
Setelah cukup jauh dari Stasiun Pasar Minggu, dan navigasi Google Map menunjukkan tempat sudah dekat, saya langsung berantusias mengarahkan tempat yang tertuju. Tetapi anehnya, saat sampai di titik tujuan tempatnya tidak ada. Tidak terlihat sama sekali ada bangunan yang sesuai dengan foto cafe di media sosial. Hanya terdapat gang yang cukup besar di pinggir jalan sehingga saya dan teman saya melewati destinasi yang ingin kami kunjungi. Kejadian tersebut membuat kami harus menempuh perjalanan lagi dan harus mencari putaran jalan agar bisa kembali lagi ke titik cafe.
Setelah memutar untuk menempuh jalan yang sesuai, kami melambatkan kecepatan motor. Titik destinasi tertuju pada gang besar di pinggir jalan. Saya pun meyakinkan diri untuk masuk ke gang tersebut. Tidak jauh dari jalan raya besar, sudah terlihat ada bangunan yang terlihat seperti Cafe yang ingin saya kunjungi.
Hiatuchi, itulah nama hidden gem cafe yang sejak tadi menjadi tujuan saya. Cafe ini berada di Jl. Pejaten Barat No. 30, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari stasiun, kafe ini menjadi tempat yang cukup strategis dan tidak pernah sepi pengunjung meski tempatnya hidden gem dan susah ditemui oleh pelanggan baru.
Kafe ini mengusung konsep unik yang menggabungkan nuansa Batak dan Jepang dalam satu tempat. Begitu melangkah masuk, saya langsung disambut dengan suasana yang hangat dan estetis. Arsitektur serta furniturnya dirancang dengan detail menarik, menciptakan kesan yang sangat Instagrammable. Setiap sudut kafe ini seperti dibuat khusus untuk memanjakan mata, mulai dari pemilihan warna, dekorasi, hingga pencahayaan yang nyaman.
Namun, yang membuat pengalaman di Hiatuchi semakin istimewa bukan hanya suasananya, tetapi juga aktivitas yang bisa dilakukan di sini. Cafe ini menyediakan berbagai art activities yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Ada paket clay art dengan 12 warna lengkap beserta alat-alat bantunya, paket melukis dengan kanvas, cat, dan kuas, serta berbagai karakter lego. Bahkan bagi pecinta pottery art, tersedia tanah liat porselen yang bisa dikreasikan sesuai imajinasi.
Saya juga mencoba art activities yang ada di cafe ini, saya memilih paket clay art seharga Rp20.000 untuk satu pack. Lalu, untuk menu yang saya pesan hanya berupa makanan ringan yaitu donat dengan topping tiramisu dan gula tabur untuk menemani saya berkreasi dengan clay. Sebenarnya ada juga varian menu lainnya, namun saya memilih yang cukup bersahabat dengan kantong mahasiswa. Menu yang lain cukup menggiurkan saya juga terutama pada menu utama (makanan berat) seperti Matah Popcorn Chicken dan Chicken Katsu Andaliman Butter Rice.
Setelah melakukan pemesanan dan menunggu beberapa saat, minuman yang saya pesan pun selesai dibuatkan. Sambil menadahkan minuman dan paket clay yang saya pesan, sekarang adalah giliran saya mencari tempat duduk yang masih available. Sayangnya, untuk bagian dalam cafe tidak terlalu luas dan hanya menyediakan sedikit tempat duduk di area indoor. Selain itu, kebanyakan area indoor sudah full terisi sehingga mau tidak mau saya harus duduk ditempat outdoor atau smoking area.
Menurut saya outdoor area juga cukup nyaman ditambah dengan suasana sejuk angin sore yang sepoi-sepoi. Tak lama kemudian, pesanan saya pun datang. “Permisi kak, silahkan pesanannya,” ucap seorang pelayan sambil menyajikan pesanan donat saya di meja. Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya semua pesanan saya pun datang. Saya dan teman saya mulai berkreasi dengan clay yang dipesan. Untungnya dalam 1 paket art clay terdapat juga pisau plastik kecil, alat pipih, dan alat bantu lainnya yang memudahkan saya berkreasi dengan clay.
Tak terasa detik demi detik telah berlalu. Saya terlalu asyik mengkreasikan clay menjadi bentuk-bentuk yang lucu seperti strawberry cake, onigiri, dan bayi gurita. Saya menghabiskan waktu berkreativitas dengan clay sambil menikmati donat topping dan minuman matcha. Setelah beberapa jam bereksperimen dengan clay, saya pun memutuskan untuk pulang. Berhubung saya juga menyukai kegiatan seni, rasanya menyenangkan sekali bisa menemukan tempat ini, di mana nongkrong tidak cuma soal minum kopi, tetapi juga bisa eksplorasi seni dengan cara yang fun. Saya akan kembali lagi ke sini di lain waktu, mungkin untuk mencoba pottery art atau sekadar menikmati sore dengan vibe yang menyenangkan.