Nasional

Angka Kasus COVID-19 Melonjak Bukan Berarti Keadaan Semakin Buruk

BOGOR-KITA.com, JAKARTA – Meningkatnya angka kasus COVID-19 yang dilaporkan setiap harinya belum tentu kemudian dapat diartikan bahwa keadaan semakin buruk dan perjuangan dalam melawan pandemi gagal.

Hal ini dikemukakan Ahli Epidemiologi dan Informatika Penyakit Menular dari Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (Gugus Tugas Nasional), Dewi Nur Aisyah dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (15/6/2020).

Seperti diketahui angka kasus COVID-19 yang diumumkan pemerintah dalam sepekan ini di angka 1.000-an kasus konfirmasi positif per hari. Atau meningkat dua kali lipat jika dibanding dengan kasus COVID-19 di awal Mei 2020 di angka 400-an.

Dewi Nur Aisyah mengatakan bahwa kenaikan angka kasus COVID-19 dipengaruhi oleh banyak faktor.

Baca juga  Antisipasi Arus Balik, Pemerintah Lakukan Tes Covid-19 Acak

“Kita harus melihat penambahan jumlah itu karena apa,” jelas Dewi

Menurut Dewi, meningkatnya penambahan kasus positif yang paling mudah dilihat adalah dari faktor adanya penambahan pemeriksaan.

“Yang paling mudah kita lihat sekarang adalah penambahan kasus positif bertambah tinggi, karena jumlah pemeriksaan juga bertambah tinggi,” jelas Dewi.

Dalam hal ini, hasil jumlah pemeriksaan terhadap orang yang diperiksa mempengaruhi angka kasus rata-rata penambahan positif setiap harinya. Dengan kata lain, apabila angka positivity rate menunjukkan hasil yang sama, berarti tidak ada perbedaan meski jumlahnya bertambah.

“Kalau dalam istilahnya adalah kita melihat positivity rate, berapa persen orang yang positif dari jumlah orang yang diperiksa. Kalau jumlahnya kurang lebih sama, berarti tidak ada perbedaan walaupun angkanya bertambah besar,” kata Dewi.

Baca juga  Perpanjangan Jabatan Kapolri Oleh Presiden Akan Menimbulkan Polemik dan Kegaduhan

Sebagai contoh sederhana, ketika awalnya dilakukan pemeriksaan dengan target 10.000 lalu kemudian naik menjadi 20.000 perhari, maka hasilnya juga berpotensi akan mengalami peningkatan.

“Misal di awal kita punya target pemeriksaan 10.000 per hari, sekarang naik jadi 20.000 perhari, maka kita akan melihat lonjakan jumlah kasus positifnya,” jelas Dewi.

Oleh sebab itu, Dewi meminta masyarakat untuk tidak kemudian mengartikan bahwa penambahan angka kasus positif tersebut berarti kondisi semakin buruk dan perjuangan melawan COVID-19 selama ini menjadi sia-sia.

“Ketika kita melihat angka, maka jangan dilihat secara bulat,” ujar Dewi. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top