BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Bank Indonesia cepat mengantisipasi kemungkinan dampak negatif menyusul dua warga Indonesaia diketahui terinfeksi corona. Tidak kurang lima kebijakan yang dirilis Bank Indonesia pada Selasa (3/3/2020) untuk memenangkan investor.
Bagaimana di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor? Apakah corona berimplikasi ke ekonomi masyarakat Kota dan Kabupaten Bogor?
Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB, DR Sofyan Sjaf, kepada BOGOR-KITA.com, Kamis (5/3/2020) dengan tegas mengatakan, pasti ada implikasinya.
Implikasi yang paling signifikan, menurut Sofyan Sjaf, adalah terganggunya daya beli warga dan berkurangnya stock kebutuhan pangan seperti buah segar, bawang putih, dan lainnya.
Sebaliknya, beberapa barang pangan yang langka karena impor terhambat
akan menyebabkan harga melambung tinggi.
“Naiknya harga pangan di satu sisi dan daya beli warga stagnan atau rendah di sisi lain, akan berdampak padas stabilitas sosial. Hal ini yang perlu di-warning oleh Pemkot maupun Pemkab Bogor,” kata Sofyan Sjaf
Sofyan Sjaf menyebutkan dua langkah yang perlu dikakukan. Pertama, dalam jangka waktu pendek, baik Pemkot Bogor maupun Pemkab Bogor harus berkoordinasi dengan Bulog untuk memastikan ketersediaan stock pangan di masing-masing wilayah. “Tidak hanya itu, pemkot dan pemkab harus mendesak pusat untuk memastikan hadirnya regulasi yang merespon situasi terjadinya corona,” kata Sofyan Sjaf.
Kedua, dalam jangka waktu menengah dan panjang, butuh perencanaan yang baik untuk memproduksi bahan-bahan makanan pokok yang dibutuhkan warga. “Kota dan Kabupaten Bogor bisa bekerjasama dalam hal ini,” tutup Sofyan Sjaf. [] Hari