Wabup Puji Protokol Kesehatan Ketat di Pilkades Desa Megamendung
BOGOR-KITA.com, MEGAMENDUNG – Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan memuji penerapan protokol kesehatan dalam pemilihan kepala desa di Desa Megamendung.
“Protokol kesehatannya bagus, ketat, karena esensi dari hasil rapat sebelumnya, yaitu mengurangi kerumunan dan menerapkan protokol kesehatan dalam pilkades ini,” ujar Iwan Setiawan kepada wartawan saat meninjau pelaksanaan pilkades di Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Minggu (20/12/2020).
Menurut Wakil Bupati, hasil monitoring Pilkades Megamendung di lima tempat pemungutan suara, panitia menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Selain menyedikan tempat cuci tangan, atau handsanitizer, dan masker, petugas dari Dinas Kesehatan pun disiagakan untuk mengecek suhu tubuh pemilih.
“Protokol kesehatannya bagus, ketat,” ujar Iwan.
Wabup juga memuji panitia yang mewajibkan pemilih untuk menggunakan sarung tangan dari plastik yang disediakan sendiri oleh panitia.
“Saya lihat juga pemilih diharuskan menggunakan sarung tangan sampai proses pencoblosan selesai. Ini bagus, karena barang-barang yang ada di TPS bisa menjadi media penularan,” ungkapnya.
Wakil Bupati Bogor mengingatkan kepada para pemenang untuk tidak merayakan kemenangan secara berlebihan.
Setelah pencoblosan akan ada pemenang. Ia meminta, kemenangan dirayakan secara sederhana tanpa mengundang terjadinya kerumunan.
“Saya minta bubarkan kalau ada pemenang pilkades melakukan kerumunan,” tegasnya.
Iwan Setiawan yang menggunakan roda dua saat memantau proses pemilihan di Pilkades Megamendung, sesekali terlihat meneriaki orang yang terlihat berkerumun dan tidak menggunakan masker.
Ditanya soal partisipasi pemilih, wabup menilai animo masyarakat dalam pilkades ini cukup tinggi. Sebab, sejak pukul 11.00 WIB jumlah pemilih yang menyalurkan hak suaranya sudah hampir 80 persen. Padahal, wilayah selatan Kabupaten Bogor ini sedang dilanda hujan ringan.
“Saya mengapresiasi masyarakat yang mau datang ke TPS meski sedang hujan,” ucapnya.
Namun begitu, orang nomor dua di Kabupaten Bogor ini menyesalkan pada Pilkades Desa Citeko di mana di salah satu TPS nya memaksakan memasang 10 bilik suara.
“Ini kayaknya waktu rapat tidur, tidak boleh ada banyak bilik suara di setiap TPS, itu sih bisa terjadi kerumunan,” tandasnya. Ia pun berjanji akan mengevaluasi proses Pilkades yang dinilai keluar aturan. [] Danu