Nasional

Survei di 24 Provinsi, 61% Koleksi Buku Taman Bacaan Tidak Memadai

survei taman bacaan

BOGOR-KITA.com, BOGOR  Saat ditanya apakah koleksi buku di taman bacaan sudah memadai?
Faktanya, 61 persen jumlah koleksi buku taman bacaan di Indonesia tidak memadai dan 22 persen menganggap mungkin memadai. Hanya 17 persen taman bacaan yang koleksi bukunya memadai. Itu berarti, koleksi buku yang ada di taman bacaan tergolong masih minim. Itulah hasil Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 yang dilakukan TBM Lentera Pustaka (Juni 2022).

Bila dibandingkan survei yang sama pada tahun 2019, koleksi buku taman bacaan yang memadai mengalami peningkatan 11%, dari sebelumnya 6% menjadi 17%. Karena itu, perhatian terhadap penambahan jumlah dan jenis buku di taman bacaan patut ditingkatkan. Karena pada dasarnya, buku adalah “nafas” taman bacaan. Sebagai indikator utama untuk meningkatkan kegemaran membaca di berbagai daerah.

Baca juga  Debat Pilkada Maksimal Dihadiri 50 Orang, Kampanye 100 Orang

Ada tantangan besar yang dihadapi taman bacaan di Indonesia, khususnya dalam hal koleksi buku bacaan. Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini diikuti 109 pegiat literasi dari 79 kabupaten/kota di 24 provinsi di Indonesia, seperti: DKI Jakarta, Jatim, Jabar, NTT, NTB, Jambi, Jateng, Sumut, Maluku, Papua Barat, Sulsel, Sumbar, Kalbar, Sulbar, Sultra, Aceh, Banten, Lampung, Sumsel, Riau, Sulteng, Maluku Utara, Bengkulu, dan Kalteng. Survei ini menyiratkan pentingnya membangun kepedulian masyarakat dan korporasi untuk ikut mendonasikan buku-buku bacaan. Karena buku adalah modal penting taman bacaan untuk mengundang daya tarik masyarakat, terutama anak-anak untuk membaca.

“TBM Lentera Pustaka melakukan survei tata kelola taman bacaan ini setiap tiga tahunan. Untuk mendapatkan potret objektif dari pegiat literasi di taman bacaan. Data survei ini diperoleh dari 109 pegiat literasi di 79 kabupaten/kota di 24 provinsi. Ke depan, menurut saya, aktivitas taman bacaan harus berbasis data sebagai masukan dan memetakan kondisi konkret di lapangan,” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini di Bogor.

Baca juga  Anggota DPR RI Nilai Pemerintah Tak Serius Tangani Kelangkaan Pupuk

Survei ini kian mempertegas, bahwa tradisi baca di Indonesia bukan hanya soal minat yang rendah. Tapi sangat bergantung pada ketersediaan buku bacaan yang masih tergolong minim. Akses bacaan sangat dipengaruhi oleh jumlah koleksi buku. Maka di era digital sekarang, sangat wajar bila perilaku membaca kian terpinggirkan. Bila dibandingkan aktivitas gawai dan menonton TV.

Animo membaca yang kian rendah, tentu berkonsekuseni terhadap kualitas manusia. Pada tahun 2021 lalu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menduduki peringkat 107 dari 189 negara. Karena itu, harus ada upaya konkret untuk membumikan gerakan membaca secara lebih masif dan berkelanjutan. Salah satunya dengan meningkatkan koleksi buku di taman bacaan yang ada di masyarakat.

Baca juga  Giring Targetkan PSI Kota Bogor Raih 1 Fraksi di DPRD

Melalui survei ini, pemerintah dan korporasi diharapkan ikut aktif membina taman bacaan dan memberikan kontribusi dalam bentuk penyediaan buku bacaan. Agar koleksi buku bacaan menjadi lebih banyak dan variatif sehingga taman bacaan diminati anak-anak dan pembaca. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top