Setahun Pandemi, Infaq Turun, Masjid di Kota Bogor Butuh Bantuan Pemerintah
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pada masa pandemi covid-19, banyak fasilitas umum yang terdampak, salah satunya masjid. Untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) tak sedikit biaya yang perlu dikeluarkan setiap bulannya. Salah satunya Masjid Baitur Ridwan di Jl KH Abdullah Bin Nuh Semplak.
Ketua DKM Masjid Baitur Ridwan, H. Firman Sidik Halim mengatakan, pada awal pandemi masjid sempat ditutup selama beberapa bulan, namun ketika diperbolehkan dibuka, masjid diinstruksikan menerapkan prokes ketat serta pembatasan jemaah. Selama satu tahun itu, pengeluaran biaya masjid sangat besar karena digunakan sebagai penunjang alat-alat prokes.
“Selama pandemi covid-19 ini, biaya pengeluaran masjid besar, dari mulai alat-alat prokes maupun pembayaran air dan listrik. Sedangkan pemasukan dari infaq sodaqoh turun drastis karena masjid sempat ditutup dan dikurangi jemaahnya ketika dibuka,” ucap Firman, Rabu (17/3/2021).
Sejak pandemi covid-19, lanjut Firman Masjid Baitur Ridwan merupakan salah satu masjid di Kota Bogor yang menerapkan prokes sangat ketat kepada para jemaahnya. Hal itu dilakukan untuk kenyamanan dan keamanan para jemaah serta membantu pemerintah dalam upaya menghentikan penyebaran covid-19.
Selain itu, Firman mengaku, setiap bulan hanya mendapatkan pemasukan infaq Rp2 juta, sedangkan pengeluaran setiap bulannya sekitar Rp40 juta hingga Rp50 juta. Walaupun sudah mulai normal, namun jamaah masjid masih dibatasi.
“Kami berharap adanya perhatian nyata dan kepedulian kepada masjid, misalkan bantuan-bantuan untuk dana operasional. Selama setahun pandemi ini, hanya pernah satu kali mendapat bantuan disinfektan dari wakil wali kota. Pemkot Bogor harus menyadari bahwa masjid sebagai salah satu rumah ibadah dalam meningkatkan imunitas. Kami DKM menerapkan prokes ketat tetapi itu membutuhkan bantuan dan perhatian,” jelasnya.
Terpisah, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kecamatan Bogor Barat, Ustad Mahfud Hidayat menuturkan, masjid sebagai fasilitas umum tidak etis ketika dibebankan semua tanggung jawab biaya masjid kepada perorangan atau pengurus. Banyak masjid yang taat kepada aturan pemerintah dengan menerapkan prokes ketat, tetapi seharusnya perhatian dan bantuan pemerintah juga ada untuk masjid.
“Ketika kegiatan dibatasi maka otomatis berkurangnya jemaah mengurangi pemasukan, masjid dibebankan membeli peralatan prokes. Di sinilah pemerintah harus memperhatikan masjid. Kami berharap Pemkot Bogor memberikan perhatian kepada masjid dan pengurus masjid agar mereka tetap istiqomah, tidak bingung dan bimbang dalam menangani kebutuhan biaya. Karena masjid berperan dalam mengurangi penyebaran covid-19,” tutupnya. [] Ricky