BOGOR-KITA.com, BOGOR – Anggota DPR RI dari Komisi IV Fraksi Partai Gerindra DR. Ir. Hj. Endang Setyawati Thohari, Dess., M.Sc, melakukan pertemuan silaturahmi dalam kegiatan Reses di tiga titik lokasi seluruh nya di Kota Bogor, Kamis (26/12/2019).
Berbagai aspirasi dan masukan warga disampaikan ke anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Dapil Jabar III meliputi Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur. Hadir juga Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Jenal Mutaqin dan anggota DPRD Fraksi Gerindra Ade Askia dan jajaran pengurus DPC Gerindra dan PIRA (Perempuan Indonesia Raya), para tokoh masyarakat dan warga setempat Kota Bogor.
Dalam kesempatan itu, Endang Setyawati berdialog bersama warga. Pola komunikasi yang dilakukan Endang menarik perhatian warga, sehingga warga tidak segan segan bertanya dan menyampaikan aspirasinya. Menurut Endang, ada sejumlah prioritas yang disampaikan kepada warga, di antaranya menyangkut program kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan kedaulatan air, karena keutuhan Bangsa, kedaulatan dan pertahanan Bangsa dari tiga hal itu.
“Masyarakat harus menyadari bahwa kedaulatan pangan itu artinya dari pangan sendiri bukan barang dari impor. Contohnya impor gandum, padahal gandum itu tidak bisa tumbuh di Indonesia dan hanya di Negara yang memiliki empat musim. Pihak luar sebenarnya tau bahwa pangan lokal Indonesia lebih baik, tapi Negara Indonesia masih dilakukanya impor bahan pangan yang tidak cocok untuk Indonesia,” tegasnya.
Endang mengatakan masyarakat harus menyadari bahwa pangan lokal lebih bagus gizinya dibandingkan pangan impor. Jadi pangan lokal itu lebih tahan lama karena tidak menggunakan bahan pengawet dibandingkan pangan impor, selain itu pangan impor itu tidak cocok dengan perut warga Indonesia. Ketika Indonesia mengimpor pangan dari luar Negeri, tidak menyadari bahwa pangan lokal lebih baik sebenarnya sebagai konsumsi utama masyarakat Indonesia. Banyak makanan yang bisa dihasilkan dari pangan lokal, contohnya Masyarakat Gemar Makan Ikan diusahakan bisa membuat nugget berbahan ikan lele atau ikan yang lainnya dan menggunakan tepung singkong.
“Masyarakat bisa mengolah bahan pangan lokal seperti singkong, talas, ubi, kentang dan lainnya. Kalau tau cara mengolahnya, makanan itu sangat bergizi dan banyak sekali manfaatnya. Mari masyarakat mulai mengandalkan pangan lokal dari saat ini,” jelasnya.
Dengan mengkonsumsi makanan bergizi berbahan pangan lokal, maka bisa menekan Stunting. Karena persoalan Stunting merupakan tertinggi di Jawa Barat, dikarenakan masih banyak yang tidak memprioritaskan soal gizi, baik ketika ibu itu hamil ataupun setelah melahirkan dan membesarkan anaknya.
“Problem Stunting di Jawa Barat sangat tinggi sehingga masyarakat harus di edukasi bahwa penting mengutamakan asupan gizi terbaik yang bisa mengandalkan dari bahan pangan lokal. Saya mengajak warga untuk mengutamakan gizi agar selalu terjaga kesehatan,” tandasnya.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Jenal Mutaqin meminta ke DPR RI untuk memperkuat atau merevisi UU no 41 tahun 2019 tentang lahan pertanian pangan berkelanjutan untuk menambahkan klausul pembelian lahan LP2B agar bisa di intevensi oleh APBN atau APBD, sehingga dapat memperkuat semangat dari ruh lahan pertanian yang ada sekarang.
“Soal lahan pertanian ini sangat krusial dan harus diperjuangkan karena sebagian besar dimiliki oleh individu dan swasta. Kami berharap DPR RI bisa melakukan intervensi agar ada dana untuk LP2B dalam mempertahankan ruang terbuka hijau dan lahan lahan pertanian,” ucap Jenal.
Menyikapi hal itu, Endang menuturkan, harus juga ada proteksi dan perlindungan melalui Perda untuk melindungi tanah tanah produktif dan mempertahankannya.
“Kita setuju untuk mempertahankan lahan pesawahan atau ruang terbuka hijau di Kota Bogor ini,” pungkas Endang politisi Partai Gerindra dengan pengalaman selama 30 tahun di Kementrian Pertanian menambahkan wawasan untuk mencarikan solusi demi tercapai nya Indonesia yg Adil dan Makmur melalui Political will yang kuat. [] Ricky