Membangun Klinik Kopi Guna Me-Rebuilding Produk Unggulan Desa Tumbang Baloi, Kalimantan Tengah
BOGOR-KITA.com, MURUNG RAYA – Desa Tumbang Baloi Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah menyimpan banyak sumber daya alam yang potensial salah satunya tanaman kopi.
Di Kalimantan sendiri, keunikan geografis dan historisnya dapat menjadi value added pengembangan kopi. Kopi di tanah borneo mulai dibudidayakan pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman al Mutamidullah pada tahun 1818 dan mengalami peningkatan tahun 1823 yang tak lepas dari perjanjian Contract Met De Sultan Bandjermasin, tertanggal 1 Januari 1817.
Kopi Desa Baloi sejatinya menjadi produsen dan supplier utama bagi kerajaan banjar tempo 1960 – an, kemudian menghilang dan muncul kembali pada 1900 sampai dengan awal 2000. Hal ini yang membuat kopi di Desa Tumbang Baloi unggul secara historis.
Selain itu, secara geografis desa ini berbatasan langsung dengan Kalimantan Timur yang rencananya akan menjadi ibu kota negara. Pemindahan ibukota yang tengah direncanakan oleh pemerintah ternyata memiliki dampak ekonomi pada daerah baru tersebut. Efek positif disebabkan adanya penggunaan dari sumber daya potensial yang selama ini masih belum termanfaatkan. Kemudian berpotensi meningkatkan permintaan kopi dan Desa Tumbang Baloi menjadi supplier kopi terdekat karena menjamurnya cafe atau restoran.
Urgensitas kualitas dan kuantitas kopi di Desa Tumbang Baloi menjadi fokus utama program OVOC 2022. Program penanaman 1000 pohon menjadi langkah awal penghidupan kembali produk unggulan desa yang telah lama mati sejak tahun 2000-an.
Maka dari itu, untuk merebuilding produk unggulan desa Tumbang Baloi ini diperlukan pembentukan kelompok tani kopi. Kelompok tani kopi menjadi sasaran utama program yang nantinya akan menjadi tokoh pembangunan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan komoditas unggulan desa. Pembentukan Kelompok Tani Kopi Tumbang Baloi ini telah dilaksanakan secara musyawarah bersama anggota kelompok tani, BUMDes, dan perwakilan perangkat desa. Sistem program penanaman 1000 pohon kopi tidak ditanam dalam satu lahan, melainkan 3 lahan utama yaitu lahan milik PT Adaro, lahan milik kelompok tani, dan lahan milik klinik kopi. Sebagai upaya optimalisasi program penanaman 1000 pohon ini dilakukan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas baik secara kuantitas ataupun kualitas kopi di Desa Tumbang Baloi.
Untuk mendukung berjalannya program Re-building produk unggulan desa ini maka perlu dibentuk Klinik Kopi sebagai pusat pertanian kopi terintegrasi mulai dari rumah bibit, pengeringan hingga pengolahan kopi. Klinik Kopi juga menjadi pusat edukasi pertanian kopi di Desa Tumbang Baloi.
Selain menjadi pusat pertanian kopi dan pusat edukasi, Klinik Kopi juga menjadi pusat produksi mulai dari hulu hingga hilir. Adapun contoh produk dari hulu yaitu bibit kopi. Lalu untuk contoh produk dari hilir diantaranya biji kopi, teh daun kopi, keripik daun kopi, dan stik daun kopi. Dengan terbentuknya kelompok tani kopi Desa Tumbang Baloi dan Klinik Kopi diharapkan bisa meningkatkan motivasi masyarakat agar pertanian kopi di Desa Tumbang Baloi ini bisa kembali hidup dan memberikan nilai eksistensi tinggi baik di dalam kegiatan impor maupun ekspor kopi nantinya. [] Afrilif Tiyatna – Sekolah Vokasi IPB University