BOGOR-KITA.com, BOGOR – Ketua Divisi Advokasi Peradi (Perhimpunan Advokat Indonesia) DPC Kabupaten Bogor Gregorius B. Djako menanggapi santai pernyataan Kasatreskrim Polres Kota Bogor Kompol Niko Nurallah Adi Putra terkait clue (petunjuk) berupa permainan aplikasi Hago sebagai media komunikasi antara pelaku penikaman dan Noven sebagai salah satu petunjuk dalam menetapkan tersangka penikaman Noven.
Menurut Gregg Polisi justru seperti kehilangan profesionalismenya dalam mengungkap kasus kematian Noven, bahkan seperti sengaja mengulur waktu dengan mencoba memberikan clue yang justru semakin menjauhkan pelaku penikaman yang terekam CCTV.
“Rekaman cctv yang sangat jelas harusnya cukup menjadi petunjuk awal bagi polisi dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka pelaku penikaman, karena rekaman cctv adalah bukti visual yang nyata,” ungkap Gregg di Bogor (31/1/2020) menanggapi beredarnya infomasi terkait clue (petunjuk ) permainan aplikasi Hago dengan kematian Noven.
Menurut Greg masyarakat harusnya tidak diberikan clue atau petunjuk seperti kuis berhadiah, dan menebak nebak karena masyarakat hanya butuh nyali polisi menetapkan tersangka bukan clue (petunjuk) karena clue itu biarkan menjadi milik polisi untuk menuju kepada pelaku penikaman.
Harusnya, menurut Greg yang juga Pembela Umum LBH Keadilan Bogor Raya ini, Polres Bogor Kota harusnya memberikan infomasi perkembangan penyidikan setiap saat kepada masyarakat sebagai informasi publik bahwa kasus Noven tidak sengaja di peti es kan, dengan menginformasikan setiap saat perkembangan penyidikannya karena kasus Noven adalah kasus publik. “Polisi harusnya memberikan informasi secara rutin kepada masyarakat terkait perkembangan penyidikan yang sudah dilakukan polisi, bukan clue (petunjuk) seperti kuis di televisi yang membuat masyarakat bertanya – tanya,” ungkap Gregg. “Masa sudah libatkan FBI kasus tidak mampu juga diungkap, itu tanda tanya besar terhadap profesionalisme polisi di mata masyarakat,” lanjut Gregg.
Sebagai infomasi, Adriana Yubelia Noven Cahya (18) siswi SMK Maria Fatima Branangsiang tewas ditikam oleh orang tidak dikenal 8 Januari 2020 saat pulang sekolah. Kematian Noven menyisahkan tanda tanya besar di masyarakat karena setahun sejak kematian nya Polres kota Bogor tidak mampu mengungkap siapa pelaku penikaman padahal Polres Bogor digadang – gadang sudah melibatkan FBI yang juga agen intelijen federal dari Amerika Serikat untuk mengungkap pelaku penikaman dalam CCTV.
Kasus kematian Noven yang tidak juga terungkap justru memberikan tanda tanya di masyarakat terkait dengan keseriusan polisi dalam mengungkap pelaku penikaman.
Sebelumnya beberapa media memberitakan pelaku pembunuhan Noven ditangkap di Jawa Timur, namun hal itu disanggah pihak Polresta Bogor Kota.
“(pelaku) belum ketangkap ya, sudah saya klarifikasi ke media,” Kata Ipda Desty, Paur Subbag Humas Polresta Bogor Kota dalam grup whatsapp pers polresta Bogor, Minggu (2/2/2020). [] Hari