BOGOR-KITA.com – Sebagai upaya dalam memajukan koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB) menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. Penandatanganan tersebut dilaksanakan di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
“IPB memiliki visi untuk menjadi techno-sociopreneur university, maka technopreneurship dan sociopreneurship saat ini menjadi salah satu prioritas utama yang sedang dikembangkan oleh IPB. Oleh karena itu untuk menciptakan techno dan sociopreneur, IPB fokus dalam pengembangan kapasitas kemahasiswaan melalui berbagai program,” tutur Dr. Arif Satria, Rektor IPB dalam rilis yang diterima BOGOR-KITA.com, Sabtu (23/3/2019).
Melalui kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM ini, Dr. Arif Satria berharap IPB dapat meningkatkan jumlah alumni yang bergerak di bidang entrepreneur terutama socioentrepreneur.
Menurutnya, socioentrepreneur ini penting karena tidak hanya mementingkan keuntungan bisnis saja melainkan juga memperhatikan kepentingan sosial masyarakat. “IPB berusaha mendesain dan menyiapkan alumninya untuk menjadi entrepreneur yang handal dan berkualitas,” tandas Arif Satria.
Di sisi lain, IPB juga berkomitmen dalam memajukan koperasi dan UMKM di Indonesia. Komitmen tersebut dibuktikan dengan diluncurkannya Cooperative and Social Business Initiative (COSBI) di waktu yang sama. Fokus utama COSBI adalah menjadi pusat dalam pengembangan koperasi dan UMKM yang disinergikan dengan bisnis.
Meliadi Sembiring, Sekretaris Kemenkop dan UKM, menyambut positif upaya IPB dalam memajukan koperasi dan UMKM di Indonesia.
“Technosociopreneurship itu harus menjadi satu hal yang harus dikembangkan ke depan. Sosial entrepreneur itu cocoknya dengan koperasi, maka ayo kita bersama-sama mewujudkannya,” tutur Meliadi.
Menurutnya, menjadi pengusaha-pengusaha yang humanis itu penting. Selain memikirkan keuntungan dalam berbisnis, di sisi yang bersamaan dapat memikirkan kondisi ekonomi sesama sehingga dapat terangkat perekonomiannya.
“Itu cocok terutama di negara kita yang penduduknya banyak, kalau kita tidak memikirkan penduduk yang banyak itu kita akan lama berkembangnya. Oleh sebab itu, kita ingin bersama-sama berkembang,” ungkap Meliadi. [] Admin / Rilis IPB University