Nasional

Guru Besar IPB University Sebut Talas Kimpul Bisa Dikembangkan Sebagai Produk Pangan Fungsional

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Indonesia memiliki beberapa jenis talas yang sudah dikenal oleh masyarakat, salah satunya talas kimpul. Di jawa, umbi talas kimpul biasanya dikukus atau direbus untuk dihaluskan atau diiris tipis dan digoreng. Sementara, akar dan daun mudanya diolah menjadi sayur. Terdapat empat jenis kimpul yang terkenal yaitu kimpul hitam, hijau, belitung, dan kimpul haji. Di Bogor, talas kimpul lebih dikenal dengan nama talas belitung.

Terkait nutrisi yang terkandung, Prof Evy Damayanti, Guru Besar Ilmu Gizi IPB University mengatakan kandungan gizi talas kimpul dapat dimanfaatkan sebagai aneka produk pangan bagi kesehatan dan kecantikan. Ia menjelaskan, umbi kimpul memiliki kadar abu dan karbohidrat lebih tinggi daripada umbi talas. Apabila diolah menjadi tepung, kadar abu dan patinya lebih tinggi dibandingkan tepung talas.

Baca juga  17 April: Rekor, Tertular Baru Bertambah 407 Menjadi 5.923

“Kadar air juga lebih kecil sehingga lebih awet dan siap dipergunakan untuk berbagai produk olahan pangan dan kandungan gizinya menjadi lebih meningkat,” ujar Prof Evy Damayanti, dalam Webinar Propaktani “Aneka Makanan Trendy & Digemari di Pasar Global Berbasis Kimpul yang Kaya Nutrisi dan Berkhasiat Ampuh bagi Kesehatan & Kecantikan,” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, (18/8/2022).

Dosen IPB University itu melanjutkan, kimpul ungu dari Afrika dapat dibudidayakan di Indonesia. Ia menyebut, kandungan quercetin yang berfungsi sebagai antioksidan pada kimpul ungu ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan kimpul putih dan berguna bagi kesehatan. Talas kimpul dapat diolah menjadi biskuit, roti tawar, mie kering, bakso, brownies, hingga bahan pengental makanan.

Baca juga  Forum Mahasiswa Bogor Bersatu Deklarasi Jaga NKRI

“Saya menekankan bahwa makanan ini sebagai sumber karbohidrat yang baik untuk sumber energi dan juga sekaligus bermanfaat untuk kesehatan dari segi komponen bioaktifnya,” tambahnya.

Pakar gizi IPB University itu menjelaskan, komponen bioaktif pada kimpul meliputi serat pangan larut air dan tidak larut air, diosgenin, dan fenol. Tidak hanya itu, tepung kimpul dianggap sebagai bahan baku yang layak untuk memperoleh pati resisten tipe III.

“Pati ini akan dicerna oleh mikroflora dalam tubuh dan menghasilkan metabolit yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Dengan demikian, akan mampu mencegah penyakit kardiovaskular, kanker kolon, diabetes, obesitas, dan osteoporosis. Kimpul juga dapat menjadi bahan baku obat steroid karena dapat memberikan efek hidokolesterolemik yang mampu menekan penyerapan kolesterol dan meningkatkan sekresi kolestrol.

Baca juga  IPW Menilai KPK Rekayasa Kasus Budi Gunawan

Dalam pengembangan produk pangan berbasis kimpul, perlu didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Dr Amiruddin Saleh, Kepala Pusat Pengembangan SDM LPPM IPB University mengatakan perlu strategi pengembangan SDM dalam pengelolaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Salah satunya melalui skema pendampingan UMKM yang telah dilakukan oleh IPB University.

“Permasalahan UMKM seperti akses pendanaan terbatas, produk kurang kompetitif dan inovatif, kurangnya akses bahan baju dan pasar, hingga rendahnya kualitas SDM,” kata Dr Amiruddin. Menurutnya, hal tersebut dapat diatasi dengan program pembinaan dan pendampingan usaha yang intensif. Dengan demikian, UMKM dapat mandiri dan berdaya saing secara berkelanjutan. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top