BOGOR-KITA.com, RUMPIN – Jajaran Polsek Rumpin mengamankan 5 (lima) orang remaja berusia belasan tahun yang mengaku sebagai pelajar SMK Iptek Tangerang Selatan (Tangsel). Meski tidak ditahan, lima orang pelajar tersebut harus membuat surat pernyataan tertulis di hadapan polisi, orang tua serta pihak sekolah.
Keterangan yang dikumpulkan awak media ini, kelima pelajar tersebut berhasil diciduk polisi sekitar pukul 14. 30 WIB, saat hendak menyerang pelajar SMK Permatasari Rumpin di Jl. Sukamanah Desa Tamansari Kecamatan Rumpin, Sabtu (29/2/2020). Beruntung aksi mereka diketahui warga yang melaporkan ke aparat Polsek Rumpin.
“Jumlahnya puluhan orang, menggunakan beberapa sepeda motor. Mereka sempat salah sasaran, melukai seorang warga yang diduga pelajar SMK Permatasari,” ungkap Uyung (41) warga sekitar kepada wartawan.
Sementara Kapolsek Rumpin Kompol Asep Supriadi mengatakan, pasca mendapatkan info warga, pihaknya langsung mengirimkan personil Polsek Rumpin menuju ke lokasi dan berhasil mengamankan 5 orang pelajar yang tertangkap. “Jumlahnya sekitar 16 orang siswa dan diduga akan terlibat tawuran. Petugas berhasil mengamankan 5 orang pelajar, sedangkan beberapa siswa lainnya berhasil melarikan diri,” tuturnya.
Kompol Asep Supriadi menambahkan, pihaknya juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya dua bilah senjata tajam jenis Cmcelurit, 7 buah handphone berbagai merk, 2 (dua) unit sepeda motor honda Beat yaitu wrna merah putih No. Pol. B 4241 NEV dan warna hitam No. Pol. B 4862 NDY. Kapolsek Rumpin juga menuturkan, dalam kejadian itu ada seorang korban bernama Hauzan Novel (20) warga Kp. Sukamanah RT 02/05 Desa Tamansari Kecamatan Rumpin yang terluka di bagian pelipis mata sebelah kiri. “Korban diduga terkena siraman air keras oleh orang yang belum diketahui identitasnya,” ucapnya.
Masih kata Kompol Asep Supriadi, pasca pengamanan 5 orang pelajar tersebut, pihaknya langsung memberitahukan dan memanggil seluruh orang tua pelajar tersebut serta memanggil pihak SMK IPTEK Tanggerang Selatan ke Mapolsek Rumpin untuk diberikan himbauan dan membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan kembali hal tersebut. “Surat pernyataan itu diketahui orang tua, guru dan pihak sekolah. Selanjutnya lima pelajar tersebut diserahkan kepada keluarganya masing-masing,” ungkasnya.[] Fahry
