Sugeng Teguh Santoso
BOGOR-KITA.com – Komunitas Pengguna Terminal Baranangsiang (KPTB) dan mahasiswa yang menentang pembangunan mal dan hotel di Baranangsiang berkonsultas dengan Sugeng Teguh Santoso, di Bogor, Kamis (26/2/2015).
“Mereka bertanya soal pembangunan mal dan hotel di area terminal,” kata Sugeng seusai pertemuan.
Menjawab hal itu, Sugeng Teguh Santoso mengemukakan, bahwa masalah terminal harus dilihat dari akar permasalahannya, yaitu merujuk pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Tata Ruang. “Saya katakan, Perda tentang Tata Ruang memastikan bahwa di Terminal Baranangsiang hanya dibangun terminal, tidak termasuk mal dan hotel. Oleh sebab itu, kalau KPTB mau tetap menolak maka mereka harus mengacu pada perda itu. Argumen aspek sosial dan budaya tidak akan kuat,” kata Sugeng menirukan penjelasannya kepada KPTB.
Optimalisasi Terminal Baranangsiang sudah tertunda selama tiga tahun. Hal itu karena adanya rencana membangun mal dan hotel mewah. KPTB adalah salah satu penentang pembangunan mal dan hotel itu. Mereka menentang karena dengan adanya mal dan hotel, mereka khawatir tidak bisa lagi mencari nafkah di terminal. Pemkot Bogor kemudian meminta pihak ketiga yakni PT PGI merevisi siteplan. PT PGI bersedia merevisi sesuai dengan keinginan pemkot. Revisi siteplan itu sudah pula diserahkan, ditandai dengan perluasan area terminal. Pihak terkait di Pemkot Bogor juga sudah melakukan pembahasan dan menyatakan sudah sesuai, sehingga direncanakan Februari akan ada pengosongan terminal, sebagai langkah awal optimalisasi. Namun Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto belum memberikan persetujuan. Terakhir, saat berdialog dengan KPTB penetang optimalisasi, Bima menegaskan, tidak akan ada pengosongan terminal dalam waktu dekat. [] Admin
