Kota Bogor

Studium Generale: Walikota Bogor Beri Kuliah Umum Kepemimpinan Politik, Antara Ideologi dan Populisme

BOGOR-KITA.com – Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Padjadjaran Bandung kembali menggelar Studium Generale, Senin (5/09/2016). Walikota Bogor Bima Arya kali ini menjadi pembicara dalam kuliah umum yang mengusung tema Kepemimpinan Politik, Antara Ideologi dan Populisme. Kuliah umum berlangsung di Ruang Rumawat UNPAD, Jalan Dipati Ukur Bandung.
Dalam kesempatan tersebut, Bima memaparkan bagaimana ia mengawali kepemimpinannya di Kota Bogor. Berawal dari pengamat politik hingga saat ini membuat konsep-konsep untuk pembangunan Kota Bogor. Bima mengatakan sebagai aktivis partai, yang pertama sangat penting membuat ideologi itu berkaki dan sangat penting untuk menjalankan ideologi itu melalui bahasa-bahasa komunikasi politik yang singkat dan jelas.
“Tiga kata nyaman, beriman dan transparan inilah yang diperkenalkan ke publik. Nyaman secara fisik, beriman secara religius dan transparan,” papar Bima.
Kepada kawan kampus, pengusaha, dan investor, Bima mengatakan pentingnya menjaga masa lalu baik nilai, budaya dan untuk melayani publik serta menjemput masa depan. “Atau sundanya Dinu Kiwari Ngancik nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga yang artinya apa yang dilakukan masa lalu dinikmati oleh kita sekarang dan apa yang kita lakukan sekarang akan dinikmati oleh generasi mendatang. Jadi pembangunan harus berorientasi pada 3 dimensi tersebut. Yang lalu harus dijaga untuk dinikmati sekarang dan yang kita lakukan sekarang untuk masa depan,” tegas Bima.
Persoalan yang terjadi di berbagai kota di Indonesia, papar Bima, pembangunan itu hanya tentang koalisi penguasa dan pengusaha. Kesepakatan jangka pendek antara penguasa dan pengusaha, kota di “kavling-kavling” oleh penguasa dan pengusaha mendapatkan manfaat sedangkan rakyat dirugikan. Ini yang terjadi di seluruh Indonesia selama puluhan tahun.
Dalam kesempatan tersebut, Bima mengenalkan konsep Bogor bukan untuk dijual, karena setiap jengkal lahan adalah milik warganya. Tahun 80 Bogor dikenal sebagai kota jawara adipura 8 tahun berturut-turut. Kemudian tidak dikenal lagi sebagai jawara adipura dan kota taman tetapi lebih dikenal sebagai kota sejuta angkot. Bima memperkenalkan Bogor sebagai kota pusaka, kota hijau dan kota cerdas.
Menutup paparannya, Bima mengungkapkan tentang tentang keberhasilan Kota Bogor menjadi kota yang paling dicintai didunia. Kota Bogor berhasil mengalahkan 45 kota lainnya termasuk Jakarta dan Paris yang penduduknya lebih banyak dibanding Kota Bogor. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Bogor sangat mencintai kotanya. Studium General ditutup dengan dialog langsung antara Walikota Bogor dengan para mahasiswa dari program studi Politik Fisip Unpad. [] Admin

Baca juga  Bima Arya Kritisi Omnibus Law: Jangan Sampai Investasi Mengerdilkan Desentralisasi
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top